Jumat, 12 September 2014

Day 22: Ayah Kelinci dan Ulang Tahun Putra-Putranya



“Jadi, apa yang kalian inginkan untuk hadiah ulang tahun kalian? Kelereng, permen, atau bola?” tanya Ayah Kelinci pada ketiga putranya. Ketiganya menggeleng serempak. “Pedang kayu atau baju bajak laut atau layang-layang?” Ketiga anak kelinci itu masih menggelengkan kepalanya, lalu menjawab serentak, “Kami ingin makan daging gajah atau ikan paus”

“Apa?” ayah kelinci membelalakkan matanya terkejut. Ketiga kelinci itu tertawa lebar, “Iya! Ayah tidak salah dengar! Satu-satunya hadiah yang kami inginkan adalah makan gajah atau ikan paus. Menurut Ayah, apakah Ayah bisa mendapatkannya?”

Ayah kelinci diam sejenak. “Tentu saja!” jawabnya tergagap. “Ti..tidak ada yang tidak mungkin bagi Ayah! Kalian tentu tahu itu bukan?”

Ayah kelinci lalu keluar rumah sambil menggerutu. Huh! Gajah atau ikan paus! Keduanya adalah binatang paling besar di dunia. Bagaimana mungkin ia bisa menangkapnya. Dia tidak sekuat itu. Ayah kelinci memutar otaknya dan akhirnya ia hanya menemukan satu cara untuk mendapatkan hadiah untuk anak-anaknya. Dengan tipu muslihat! Dengan membawa rantai panjang yang sangat kuat, ia pergi menemui Gajah.

“Temanku, aku ingin memperingatkanmu bahwa Ikan Paus membual kepada semua orang yang mau mendengarnya bahwa ia lebih kuat dari padamu,” bisik Ayah Kelinci dengan hati-hati. Mendengar bisikan itu, marahlah Gajah, “Benarkah? Kalau begitu, usahakanlah agar kami berdua bisa membandingkan kekuatan kami. Biar nanti kelihatan siapa di antara kami yang lebih kuat!”

“Justru itu, aku akan memberi kepada kalian masing-masing salah satu ujung rantai yang kuat ini. Begitu aku memberi tanda, kalian akan mulai saling menarik sekuat tenaga dan kita akan melihat siapa di antara kalian yang lebih kuat!” lanjut Kelinci.

Gajah pun menerima tantangan itu dan meraih rantai itu dengan belalainya. Kelinci cerdik itu segera berlari ke tepian laut dan berkata kepada Ikan Paus dengan nada marah, “Temanku, aku ingin memperingatkanmu bahwa Gajah membual kepada semua orang yang mau mendengarkannya bahwa ia lebih kuat darimu.”

“Benarkah? Biarlah dia datang beradu denganku! Aku akan melawannya dengan sungguh-sungguh!” Ikan Paus meludah sambil tersinggung.

“Saat ini ia bahkan sudah memegang ujung rantai ini dan menunggumu untuk melakukan hal yang sama untuk melihat siapa yang lebih kuat,” lanjut Kelinci memanas-manasi. Dengan segera Ikan Paus merebut rantai itu dari tangan Kelinci dan mengikatkannya di sekeliling ekornya.

Ayah kelinci memberikan tanda bahwa pertandingan akan segera dimulai. Setelah itu, ia duduk dengan tenang di rumput sambil menunggu keberhasilan tipu muslihatnya. Kedua binatang itu tarik-menarik sekuat tenaga.

Setelah satu jam berlalu, ternyata Gajah lebih kuat. Ia berhasil mengeluarkan Ikan Paus dari air dan menariknya sampai ke hutan kecil dekat laut. Ikan Paus pun mati karena tidak ada air dan tidak dapat bernafas. Ayah kelinci yang mengetahui hal ini langsung berlari menghampiri Gajah, “Bravo Gajah! Kamu memang binatang terkuat di dunia! Kamu pantas menang melawan Ikan Paus!” Lalu dengan cekatan, Ayah Kelinci segera membuka ikatan rantai dan memanggil ketiga putranya. “Anak-anak! Selamat ulang tahun! Hadiah kalian sudah datang! Hari ini kita makan daging ikan paus!”

Tentu saja daging ikan Paus terlalu besar untuk mereka sekeluarga. Akhirnya mereka mengundang semua binatang di hutan dan bersantap bersama merayakan ulang tahun tiga anak kelinci itu.


#fairytale #dongeng #dongenganak #ceritaanak #fabel #30harimendongeng

Dikutip dari 30 Cerita Ulang Tahun, karangan Catherine Mory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar