Rabu, 03 September 2014

Day 13: Badra dan Bakhir


Putri Badra terlahir dengan kekuatan magis. Ia dapat memberikan perintah kepada matahari dan matahari akan menurutinya. Ayahnya, sang Raja, sangat kagum pada kekuatan itu, sehingga ia menganggap tak seorang laki-laki pun layak menikahi putrinya. Setiap kali ada pangeran kerajaan yang datang dan melamar putrinya, Sang Raja selalu mengusir mereka.

Suatu hari, di hari ulang tahun Putri Badra yang keduapuluh, seorang pangeran muda bernama Bakhir melamar Badra. Ia sangat tampan. Rambutnya berkilau seperti emas, pandangannya sangat lembut, dan bibirnya merah seperti mawar. Putri Badra jatuh cinta kepadanya dan memutuskan akan menikah dengannya. Tanpa menunggu restu dari ayahnya, ia melarikan diri dengan Bakhir.

Mendengar putrinya melarikan diri, Raja melakukan pengejaran. Saat hampir tertangkap, Badra berpaling dan berkata kepada matahari, “Matahari, ubahlah aku menjadi gurun dan kekasihku menjadi unta.” Dengan segera, matahari menuruti kemauan sang Putri. Ketika ayahnya tiba, ia melihat unta dan bertanya kepadanya, “Unta, apakah kamu melihat sepasang anak muda yang melarikan diri?”

“Tidak. Tidak pernah ada orang yang datang ke gurun ini” jawab unta.

Ketika Raja pergi, kedua anak muda ini kembali menjadi manusia dan mulai lari lagi. Namun, Raja kembali mengejar mereka. Ketika Badra melihat bahwa ayahnya hampir menyusulnya, ia berpaling kepada matahari dan berkata, “Matahari, ubahlah aku menjadi kawanan domba dan kekasihku menjadi gembala”

Ketika Raja muncul di tempat di mana ia mengira dapat menemukan kedua anak muda itu, ia hanya melihat seorang gembala yang dengan tenang menjaga domba-dombanya. “Gembala, apakah kamu melihat seorang pemuda yang ditemani seorang gadis lewat?” Tanya sang Raja. Sang gembala menggelengkan kepalanya dan Raja pun pergi.

Begitu Raja pergi, mereka kembali menjadi manusia. Sayang sekali, Raja, yang lebih cepat dari mereka segera menyusul mereka kembali.

“Matahari, ubahlah aku menjadi sungai dan kekasihku menjadi ikan,” sang Putri kembali meminta kepada matahari. Beberapa menit kemudian, Raja tiba di tepi sungai dan kali ini, ia paham bahwa putrinya menggunakan kekuatan magisnya untuk menipu dirinya. “Terkutuk! Aku ingin agar pangeranmu berhenti mencintaimu!” teriaknya marah sambil melempar batu ke sungai, lalu ia pergi dari tempat itu. Batu ini mengenai kepala Bakhir. Ketika Bakhir kembali menjadi manusia, ia lupa pada Badra dan berlalu bahkan tanpa melihatnya.

Sang Putri begitu sedih karena pangeran melupakannya. Ia hidup dalam kesepian selama beberapa bulan. Ia berjalan dari kota ke kota. Suatu hari, ia mendengar bahwa seorang pangeran bernama Bakhir akan menikah. Dia pergi ke istana dan melihat pemuda itu sedang berada di dekat jendela.

“Matahari, kirimkan aku seekor merpati gaib,” mohon sang Putri. Segera saja seekor merpati turun ke tangan sang putri. Ia menggumamkan beberapa kata, dan burung itu terbang ke arah jendela, tempat pangeran Bakhir berdiri. Ia menemui sang pangeran dan bernyanyi dengan suara merdu, “Bakhir kekasihku, apakah kamu lupa padaku? Aku Badra, tunanganmu. Bagaimana kamu bisa meninggalkan aku?”

Dengan segera, pangeran mengenali suara Badra. Ia menggosok-gosokkan jari ke matanya seolah baru bangun dari mimpi. Ketika ia membuka matanya kembali, ia melihat sang putri menunggunya di depan istana. Ia lari menjemputnya dan memperkenalkan Badra kepada semua orang sebagai calon istrinya. Pesta pernikahan segera diadakan dan khusus pada malam itu, matahari tidak terbenam.

#fairytale #dongeng #dongenganak #ceritaanak #fabel #30harimendongeng

Dikutip dari 30 Cerita Ulang Tahun, karangan Catherine Mory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar