Sabtu, 21 Juni 2014

Jangan lelah, Pak

Pak,
Lelah kupandangi wajah tirusmu di layar kaca.
Tiap hari kehadiranmu disorot berbagai lensa dan tinta.
Kerut di dahimu makin tergambar jelas kini
Keriput di wajahmu terlukis makin gamblang
Sejelas keinginanmu memperbaiki tanah ini.
Segamblang harapanmu merenovasi birokrasi dan ekonomi.
Tak lelahkah dirimu, Pak?


Pak,
Lelah kulihat dirimu berjalan sana sini.
Turun tangan menyapa orang marjinal
Penuh kasih mendengar jeritan si papa.
Sepatumu yang hitam jadi coklat
ternoda lumpur waduk dan banjir.
Kau begini… Kau begitu…
Rakyat ingin ini… Rakyat ingin itu…
Tak ada satupun yang kau acuhkan.
Tak lelahkah dirimu, Pak?


Pak,
Lelah kutemukan namamu muncul di tiap cerita
Media kini riuh dengan kisah hidupmu.
Obrolan sore di kompleks kini membisikkan namamu,
Juga mereka yang duduk di meja makan restoran atau warung kecil.
Engkau yang berkelana dari kota kecil ke ibukota.
Engkau yang khianati balai kota demi istana negara.
Engkau yang ingin mental negeri dirombak.
Engkau yang keturunan Tionghoa.
Riuh, pak.
Tak lelahkah dirimu?


Pak,
Jangan dulu lelah!
Berapa banyak rakyat yang membutuhkan ratu adil?
Berapa juta jiwa yang butuh raja damai?
Berapa anak yang harus memiliki masa depan?

Pak,
Jangan dulu lelah!
Lihat,
Kami disini meletakkan bibit unggul Indonesia maju di pundakmu.
Kami disini bersama-sama menopang langkahmu.
Kami disini mewarnai garuda dengan kebhinekaannya.
Kami tak semuanya pandai, pak.
Banyak yang cendekiawan,
namun banyak juga yang nelayan.
Banyak yang professor,
namun banyak juga yang miskin dan kotor.
Tapi, kami di sini, Pak.
Di Indonesia yang sudah dan akan terus Bapak bangun dengan darah dan keringat.
Kami disini, Pak.
Di nusantara yang melihat setitik cahaya terang di matamu.


Jangan dulu lelah, Pak
Kami terus menantimu.Selamat ulang tahun, Pak Jokowi :)

Semoga pencitraan yang katanya melekat pada diri Bapak cuma ingin menunjukkan bahwa bapak adalah pencitraan surga untuk Indonesia ^^

Selamat berjuang untuk Indonesia, pak.

Saya berharap padamu! :)