Minggu, 31 Agustus 2014

Day 9: Ulang Tahun si Kembar Tiga


Di bawah sebuah rumah yang megah dan indah, Ayah dan Ibu Tikus berdiri bersama ketiga anak kembarnya. Masing-masing membawa tas punggung besar di punggungnya. Hari ini anak-anak tikus itu merayakan ulang tahun mereka yang kedua. Itu artinya, anak-anak tikus harus meninggalkan tempat kediamannya dan menjalani kehidupan secara mandiri.

“Selamat jalan anak-anakku yang tampan dan cantik,” kata Ibu Tikus.

“Jaga diri kalian dari kucing-kucing besar yang rakus,” tambah si Ayah Tikus.

Sambil melambaikan tangan-tangan mereka, ketiga tikus kecil itu berangkat. Mereka berlari-lari kecil dengan kaki-kaki mungil mereka, menyeberangi ladang rumput yang terang dan luas, melewati sungai penuh batu-batu, sambil mengobrol dengan riang gembira.

Malam pun tiba. Ketiga tikus bersaudara sampai di rumah yang terpencil di tengah hutan. Rumah itu ternyata milik tiga serigala jahat yang saat itu sedang pergi memangsa makanan mereka. “Aku suka rumah itu! Aku mau tinggal di sana malam ini!” kata tikus pertama, “Aku juga!” sahut tikus kedua. Tikus ketiga hanya mengikuti kemauan kedua saudaranya. “Aku ikut kalian saja”

Mereka masuk dan masing-masing menemukan posisi favoritnya. Yang satu tidur di atas abu panas perapian, yang lain naik ke bantal lembut sebuah sofa, dan yang terakhir naik ke atas meja yang ditutupi taplak kecil yang manis. Sebelum tidur karena kelelahan, mereka menggerikiti sepotong roti dan segera tertidur karena perjalanan yang panjang di hari itu.

Ketiga serigala yang baru kembali dari perburuan mereka mencium bau yang tidak biasa di rumah mereka. “Rasanya ada yang masuk rumah kita,” kata serigala yang satu dengan yang lain. “Pintunya tidak ditutup dengan baik. Aku sudah menguncinya tadi pagi,” kata serigala kedua.

“Tunggu disini. Aku akan memeriksa rumah kita”, kata serigala ketiga yang paling muda. Ia tidak takut apa-apa. Tanpa bersuara, ia masuk ke dalam rumah, membuka topinya, dan meletakkannya di atas meja yang ditutupi taplak kecil itu. Karena ia tidak melihat apa-apa, maka ia menghampiri perapian untuk menyalakan lilin.

Ketika serigala termuda itu membungkukkan badan untuk mencari bara api yang kemerahan. Tikus pertama melompat ke atas moncongnya dan melemparkan abu ke mata serigala. Serigala yang kaget dan matanya penuh abu itu melompat mundur dan menjatuhkan dirinya ke atas kursi sambil menggosok-gosok kelopak matanya. Dengan segera, tikus kedua menggigit pantatnya yang berbulu. Si serigala kembali meraung dan menjulurkan tangan untuk mengambil topinya dan kabur. Namun samar-samar, ia melihat topinya berjalan menjauh di atas meja. Dengan ketakutan, ia bergegas berlari keluar dan menemui saudara-saudaranya.

“Ayo kabur! Rumah kita sekarang berhantu! Abu melemparkan diri padaku dari perapian, kursi menggigitku, dan bahkan topiku lari ketika aku ingin mengambilnya. Ada hantu! Mari kita pergi!” serunya.

Ketiga serigala buru-buru lari. Sementara ketiga tikus itu segera tidur kembali. Mereka bangga bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah secara mandiri.

#fairytale #dongeng #dongenganak #ceritaanak #fabel #30harimendongeng

Dikutip dari 30 Cerita Ulang Tahun, karangan Catherine Mory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar