Sabtu, 30 Agustus 2014

Day 8: Ulang Tahun Konfeti



Di tengah hutan Amazon yang luas dan dalam, Konfeti kecil tidur melingkar di atas pohon, sementara keluarga dan teman-temannya mempersiapkan kejutan ulang tahun.

“Begitu Konfeti bangun, kita akan menyanyikan lagu ulang tahun dengan keras”, Paman monyet memberi komando. Dengan segera monyet-monyet kecil teman konfeti berteriak dengan lantang, “Teman monyet kami...hari in…”

“Sssttt..nanti dulu!” kata Ibu Monyet. “Aku mau ambil kue ulang tahunnya dulu. Bentuknya bundar dan warnanya kuning seperti bulan”

Monyet-monyet kecil melompat-lompat gembira, “Hip! Hip! Hura! Alangkah senangnya perut kita”, seru monyet-monyet kecil dengan rakus.

“Kemudian, Konfeti akan meniup ketiga lilin raksasa yang sudah kubuat dari ranting-ranting yang dijalin” lanjut Ayah monyet.

“Dan akhirnya, kita akan menunjukkan kado itu kepadanya. Kadonya adalah…” Kakak monyet menyudahi. “Kami tahu! Kami tahu! Karena kami yang membuatnya! Perahu kecil yang baru untuk berlayar di sungai”, sela monyet-monyet kecil itu.

Tiba-tiba ibu Monyet mengacungkan jarinya agar semuanya diam. Ada gemerisik daun-daun yang remuk. Itu pasti Konfeti yang baru bangun. Dengan segera monyet-monyet kecil bernyanyi,
“Teman monyet kami
Hari ini ulangtahun,
Kita heboh s’panjang hari
Di Amazon ini!”

Dengan mata merah karena masih mengantuk, Konfeti tersenyum menerima kejutan ini. Monyet-monyet kecil itu masih berteriak-teriak heboh setelah bernyanyi. Lalu mereka diam menunggu kedatangan kue ulang tahun yang dibawa ibu Monyet. Alih-alih kue, ayah Monyet turun dari pohon dengan sangat marah “Lilin-lilin itu! Aku sudah menyembunyikannya di atas pohon, namun burung-burung itu mengambilnya untuk membuat sarang!”

“Oh! Tidak indah kalau ulang tahun tanpa tiup lilin”, ratap monyet-monyet kecil itu. Tak lama kemudian, Ibu Monyet berlari menemui mereka “Kue ulang tahun itu! Kue ulang tahunnya dicuri! Aku melihat jejak cakar beruang di tempat aku menyimpannya!”, teriaknya.

“Oh… tidak seru kalau ulang tahun tanpa kue,” monyet-monyet kecil itu semakin sedih. “Kalian belum tahu kabar yang lebih buruk lagi. Rayap-rayap menghabiskan perahu itu. Hanya tersisa serbuk kayu di tempat kalian menambatkannya,” seru kakak Monyet yang pulang dengan terengah-engah dari sungai.

“Oh, semua gagal! Kami sedih sekali!”, monyet-monyet kecil itu mulai menangis. Suasana Amazon yang tadinya heboh menjadi sunyi sepi. Hanya terdengar monyet-monyet kecil itu terisak-isak di balik pepohonan. Tiba-tiba suara lirih Konfeti memecah keheningan.

“Kue, lilin, dan perahu itu semua bisa digantikan. Satu-satunya hal yang tidak dapat digantikan adalah kehadiran kalian. Keluarga dan teman-temanku. Dan semua ada di sini hari ini. Bagiku, itulah yang terpenting,” kata Konfeti lembut.

Mendengar kata-kata itu, monyet-monyet terharu dan menitikkan air mata. Mereka memeluk Konfeti dan melempar-lemparkannya ke udara sambil berteriak-teriak gembira. Sepanjang siang, Amazon benar-benar ramai dan heboh dengan tawa dan nyanyian. Selamat ulang tahun, Konfeti!


#fairytale #dongeng #dongenganak #ceritaanak #fabel #30harimendongeng

Dikutip dari 30 Cerita Ulang Tahun, karangan Catherine Mory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar