Ini adalah cerita saya, tentang dunia tempat saya berdiri dan berpijak, tentang keluarga saya, tentang sahabat saya, tentang cinta dan benci, tentang masa lalu dan masa kini. Saya tidak meminta anda untuk protes... Semua ini cerita saya dan mari berbagi tulisan :)
Minggu, 24 Agustus 2014
Day 3: Gulai Katak
Suatu hari, kelinci berjalan-jalan dan melihat Rakun menangis. “Hari ini istriku berulangtahun, namun tampaknya tahun ini aku tidak bisa memasak gulai katak kesukaannya. Sudah berbulan-bulan, makhluk kecil itu lolos dari tangkapanku. Ia mengetahui semua tipu muslihatk”, Rakun mencurahkan kesedihannya pada kelinci. “Ikuti aku! Aku ada ide”, ujar kelinci “Ikuti persis yang aku katakan”.
Rakun lalu berjalan ke tepi sungai dan terhuyung-huyung, lalu jatuh. Ia tidak bergerak lagi di atas pasir. Katak-katak yang tadinya melarikan diri, berhenti dan melihat ke belakang dengan terheran-heran. “Apa yang terjadi dengan bajak laut berkaki pendek ini? Matikah ia? Atau hanya tidur seperti putri tidur”, Tanya si katak besar. “Semoga dia mati! Semoga dia mati!”, sahut katak-katak kecil sambil melompat-lompat gembira.
Tiba-tiba kelinci melompat muncul dari balik semak dan berteriak, “Celaka! Rakun mati! Malangnya keluarga rakun”
“Bahagianya keluarga katak”, nyanyi katak-katak itu serempak. “Mari kuburkan dia dalam lubang yang paling dalam agar dia sungguh tidak bisa keluar lagi”, seru kelinci. Katak-katak itu setuju dan mulai membuat lubang yang dalam. “Ide bagus! Jadi kita tidak akan lagi melihat makhluk kelaparan yang jahat dengan ekor garis-garis itu, bukan?”, sahut si katak besar.
“Apakah lubangnya sudah cukup dalam?” Tanya si katak.
“ Apakah kalian masih bisa melompat keluar?”, kelinci kembali bertanya.
“Jika kami mau, kami bisa melompat keluar”, kata katak-katak itu.
“Kalau begitu, itu belum cukup dalam. Galilah lagi”, perintah si kelinci.
Katak-katak itu kembali menggali lubang. Sejam kemudian, mereka bertanya lagi hal yang sama dan kelinci kembali bertanya “Apakah kalian masih bisa melompat keluar?”. Katak-katak itu menjawab dari dalam lubang, “Kalau kami mau, kami bisa melompat keluar”.
“Teruslah menggali. Lubang itu belum cukup dalam”, teriak si kelinci dari atas.
Mereka kembali menggali lubang dan sejam kemudian katak besar melihat pekerjanya mulai kelelahan. Maka ia berteriak memanggil kelinci, “Hai kelinci! Sudah cukup dalamkah?”. Kelinci bertanya lagi “Apakah kalian bisa melompat keluar?”
“Kami sudah menggali terlalu dalam. Sekarang kami lelah dan tidak memiliki kekuatan untuk melompat ke atas”, jawab katak besar pemimpin kelompok itu.
“Jadi kalian tidak bisa keluar lagi?”
“Nampaknya begitu”
Maka kelinci membentuk corong di mulutnya dan berteriak, “Sobat rakun! Bangunlah! Selamat makan!” dan begitulah, sekali lagi di tahun ini, ibu Rakun dapat menikmati gulai katak favoritnya di hari ulang tahunnya.
#fairytale #dongeng #dongenganak #ceritaanak #fabel #30harimendongeng
Dikutip dari 30 Cerita Ulang Tahun, karangan Catherine Mory
Ps: ga suka sama cerita ini... buat saya, ini sad ending banget... hikshikshiks
Label:
30 hari mendongeng,
Cerita Anak,
Dongeng,
Dongeng Anak,
Fairy Tale
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
apa yang bisa diambil dari cerita ini....? jangan mudah percaya sama orang lain dalam hal2 krusial sebelum ia bisa membuktikannya.... ini sih pendapat saya pribadi, pendapat sobat...?
BalasHapus======================
makanan untuk kelinci