Karena kami laskar penyanyi…Laskar Kristus yang cinta melodi…
Karena kami VOX Alberti, mencipta harmoni dengan hati :)
Yak… Saya mengawali flashback pertama saya di tahun 2011 ini dengan menulis kenangan saya dengan teman-teman VOX Alberti yang luar biasa. Saya ga pernah membayangkan sebelumnya bahwa saya akan berada di tempat ini bersama mereka. Oke, saya pernah membayangkan sih, tapi bukan dengan jabatan krusial seperti ini. Setelah saya lepas dari kepengurusan LITTENERS, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk masuk dalam kelompok paduan suara Pastoran Atma Jaya. Saya ingin mengembangkan paduan suara yang selama tahun 2010 sepertinya hanya mengisi tugas-tugas pada misa besar. Kemana sih gaungnya kalo habis misa besar? Hmm…
Kekosongan jabatan sebagai pengurus VOX Alberti yang dibahas oleh ketua sebelumnya akhirnya mengusik hati saya. Ada apa sih sebenarnya di VOX Alberti ini? Kok sampai ga ada yang mau naik jadi ketua? Saya banyak mengobrol dengan Icha (ketua sebelumnya) yang banyak menggalau mengenai estafet ini (yak, dan saya ga ikut pemilihan sekjen akhirnya :p), sampai akhirnya saya punya keinginan “saya mau jadi pengurus partitur… Saya mau jadi pengurus VOX Alberti tahun depan…” Tapi, rupanya masalahnya belum berhenti. Saya jadi pengurus, terus siapa yang jadi kepala saya nantinya? Ini belum terjawab bahkan sampai bulan Januari (seingat saya), padahal bidang-bidang liturgi lain sudah punya penerus masing-masing. Entah apa yang akhirnya membuat saya mengajukan diri kepada dua dewan liturgi, “Gue mau coba jadi ketua VOX”. Pernyataan saya tentunya membuat orang-orang ini cukup kaget. Saya bukan ‘orang dalam’ VOX Alberti selama 2010… Saya hanya sekedar membantu bernyanyi apabila saya tidak bertugas sebagai misdinar…hanya itu… Tetapi saya bermodal nekat dan keinginan untuk membuat fondasi baru untuk paduan suara ini. Saya berani mengajukan diri.
Widhi, sebagai rekan kerja saya dan calon koordinator saya, awalnya sempat ragu, sampai akhirnya dia menyampaikan pesan, “ Nya, kepengurusan lo akan berisi orang-orang baru. Ini akan berat… Lo bukan orang lama… dan besar kemungkinan orang-orang lama ga suka sama lo… Mereka belum kenal lo soalnya kan? Dan lo pun dianggap orang baru sama mereka. Lo siap?”. Gue mendapat tamparan pertama bahkan sebelum gue resmi naik. Iya, gue adalah orang baru dan gue harus memilih pengurus yang bahkan ga semuanya gue kenal. Ini tantangan pertama gue. Tapi seberapa tertamparnya gue, gue toh tetap menjawab “Iya, Wid. Gue siap. Kita akan kerja sama kan? Bantuin gue ya…” dan begitulah akhirnya gue menjabat sebagai koordinator VOX, padahal gue tidak pernah dicalonkan sebelumnya oleh ketua lama 2010. Sekali lagi… Satu kata… “NEKAT”. Gue percaya dengan pertolongan Tuhan, pelayanan gue pasti dibantuin kok. ^^
Saya mulai mencari rekan seperjalanan saya untuk satu tahun ke depan. Dengan bantuan dari Icha sebagai pengurus lama, saya mulai mencari teman-teman yang setahun ini akan bekerja bersama dengan saya untuk membangun VOX Alberti yang baru. Saya menghubungi mereka via sms… Iya, cuma via sms, soalnya saya hanya kenal satu orang dari antara mereka dengan baik… Yang lainnya, saya baru sekedar tahu “ooh, iya… Dia rajin nyanyi di VOX…” Saya memilih pengurus dengan cara sesederhana itu. Saya tidak pernah mengenal mereka sebelumnya, tapi toh saya maju dan tetap mengajak mereka untuk berlayar bersama, memperbaiki perahu VOX Alberti.
Tugas pertama yang saya terima dan harus saya jalankan adalah tugas koor untuk misa pelantikan pengurus baru 2011. Kalau saya tidak salah, bulan Februari. Saya mulai mengajak teman-teman untuk berlatih dan menyanyikan lagu-lagu untuk pelantikan. Beberapa lagu sebenarnya tidak familiar, tapi dibantu oleh Tika yang adalah wakil saya dan Melan sebagai organ berjalan, saya belajar untuk melatih. Bahkan saat pelantikan ini, pengurus saya belum lengkap. Bukan lengkap secara administrasi, tapi tidak lengkap secara fisik. Ya, ada beberapa orang yang belum bisa hadir di pelantikan karena masih ada urusan keluarga di rumahnya masing-masing. Saya menepis pikiran buruk saya bahwa ‘kepengurusan ini mungkin selamanya tidak lengkap’. Saya hanya bilang, “suatu saat nanti, pengurus ini akan lengkap. Saya percaya itu.” Tidak lama setelah (atau sebelum ya?) misa pelantikan, saya dipanggil oleh Arum yang adalah ketua PAJ. Dia menyerahkan satu amplop coklat berisi mini poster dan sebuah brosur. Ya, itu adalah undangan FESPARAWI KMK-KAj 2011. Arum menyerahkan amplop itu sambil berpesan “Kalo bisa, ikut ya, Nya…” Demi apapun juga, saya baru saja naik, bahkan ga tau jobdesc dan tiba-tiba muncul undangan itu. Saya cuma bisa nyengir. “Nanti ya, Rum. Gue pertimbangin dulu… Tanya sama anak-anak…”
Undangan itu sempat terlupakan oleh saya, ditolak oleh beberapa orang, dan diselingi oleh konser 7x misa rabu abu. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jawaban, “Oke… Count me in!” Saya baru sadar akhirnya (iya deh saya lemot… >.<) bahwa waktu latihan untuk lomba ini akan sangat menghabiskan waktu dan tenaga, karena harus berbarengan dengan tugas Paskah. Terooott! Yak, mau apa lagi… Kalau saya mundur, duit ga bakal balik dan yang ada saya bisa diocehin sama pengurus lainnya. Widhi, sebagai koordinator saya, cuma berpesan “Jangan sampe tugas Paskah dilupain ya…”
Begitulah akhirnya saya dan teman-teman VOX Alberti menghabiskan bulan Maret dan April dengan latihan dua-tiga kali seminggu. Berkenalan dengan pelatih baru, Ka Regina, yang cihui abis ngelatihnya. Satu hal yang bikin gemes adalah, kalo latihan untuk tugas gerejawi, yang datang bisa diitung pake semua jari di tubuh… Giliran latihan lomba, rame mendadak kapelnya… Hadeuuuh… #tariknapasdalamdalam. Bahkan untuk latihan Minggu palma, saya ingat bagaimana akhirnya saya harus melatih beberapa orang secara privat… Saking susahnya ketemu… dan tada, baru lengkap di hari H! Yak, ini cirri-ciri VOX Alberti yang pertama. Ga akan lengkap sampai di hari H. Minggu palma perdana sebagai petugas koor itu rasanya sesuatu banget. Gimana ga sesuatu? Saya dan teman-teman VOX harus nyanyi “Yerusalem Lihatlah Rajamu” berbait-bait… ga boleh turun nadanya… tanpa iringan… muter-muter… panas… Yak gitu lah… naujubilah maksimal pokoknya! Hahaha… pulang dari tugas Minggu Palma, tangan kanan saya sakit… Beginilah kalo tugas dirigen ga pake latian fisik… :(
Next on, tugas tablo Jumat Agung… Uyeaa… Belajarnya cuma super sebentar karena nyanyinya juga dua lagu ajah (bener ga sih?). “Cross of Life” dan “A Claire Benediction”. Latihan GR bareng pemain tablo dan pemain orchestra… Isinya? Ketawa-ketawa sambil bikin parodi. Ga ngerti lagi deh tuh sama bunyi sirine yang meraung-raung pas adegan penurunan Yesus dari kayu salib (mau dibawa ke rumah sakit mungkin) dan semua hal yang bikin ketawa-ketiwi. Terima kasih untuk bantuan pacarnya Fifi (saya lupa namanya) yang mau bantuin tenor… Aheeii! Dan terima kasih buat Angga yang memberikan kesempatan VOX untuk nyanyi bareng sama orchestra. Kapan-kapan lagiii dong… :p
Tugas berikutnya yang cuma beda satu hari adalah Malam Paskah. Teroreet… Karena sibuk dengan lomba, terbengkalailah tugas ini… Huhuhu… Ga jadi nyanyi “Handle: Halleluja”… “Alleluya Amin”… uhuuks… Walaupun akhirnya sempet nyanyi “”Ku Bersyukur” buat tes drive yak… :D. Saya masih super ingat bagaimana kita belajar lagu dadakan di Hall B… hahaha… demi apapun itu hal yang seru walaupun kadang menyebalkan. Anyway, terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk menyanyikan “Kisah penciptaan”. Itu akan jadi pengalaman tak terlupakan buat saya. Siapa yang berani menyanyikan ini berikutnya? Adi? Elyn? :p
Satu minggu sesudah tugas Malam Paskah, kami dikejar waktu untuk mempersiapkan lomba pertama kami. Yeah, FESPARAWI KMK 2011. Latihan sampai malam… Cek kostum… rapat kostum dan lain-lain… well, seru banget! Walaupun, pada hari H, ka Regi malah ga bisa hadir dan diganti sama Ka There… Jadi spy panitia yang lagi beres-beresin, digodain sama David (Aciloo, gara-gara looo yaa semuanya!! Grr..), final check, dan harus kumpul pagi-pagi buat dandan (makasih yaa para official yang mau dandanin #ciumsatusatu). Jiper? Iya… Mau mati rasanya masuk panggung pertama kali… Nyanyi dengan aksen gremeng-gremeng… Bunga jatoh… dan membuat Riyan nanya “itu beneran VOX ya yang nyanyi?” setelah turun panggung. Menunggu pengumuman yang sebenarnya ga surprise (secaraaa saya udah ngintip hasilnya). Di’candid´ sama Agung buat foto sama mas ganteng ketua panitia (ihhiiy..ganteng maksimal sih loo… >.<) dan resmi menyandang juara tiga! :) Mungkin bukan juara yang terbaik, tapi ini jadi satu fondasi yang bagus banget buat VOX Alberti di 2011. Saya bangga! Cerita VOX ga berhenti sampai situ setelah lomba. Kita semua masih punya waktu untuk menjodohkan Hans dan Mega (ecieee… jadian lo akhirnya!!! :p) dan menghabiskan waktu sampe malam di foodcourt, padahal waktu nunggu pengumuman semua teriak “Ehem… ujian…” Siapa yang teriak paling keras? Ayo ngaku! :D
Sesudah lomba ini selesai, VOX Alberti punya waktu yang cukup panjang untuk menarik nafas dan kembali bertugas. Saya ingat, di bulan Mei ini, teman-teman PAJ mengadakan acara THUMBS UP sebagai perkenalan antar pengurus sehingga saling tahu dan dekat… Juga untuk menguatkan semangat pelayanan di Pastoran. Saya mengajak seluruh teman-teman pengurus VOX untuk hadir. Kenyataannya? Saya hanya mampu mengajak 4 orang saya (minus BPH) untuk pergi ke acara ini. Kecewa? Yah lumayan lah… Tapi saya ga bisa minta macam-macam lagi… Sudah bagus mau ikutan... Fiuuh #inhaleexhale
Selama jeda waktu antara Mei-Agustus, fokus VOX Alberti beralih ke tugas PMB. Yeah, ini adalah tugas menjaring anak-anak baru untuk jadi ‘the new VOXers’. Mau ga mau, harus bagus! Harus keren… harus mantap… karena demi menjaga kelangsungan hidup VOX Alberti ke depannya. Saya dan teman-teman pengurus mengonsepkan misa inkulturasi. Semuanya serba inkulturasi dari budaya yang berbeda. Jawa, Batak, Flores, Mandarin, Kalimantan. Semuanya ditumpahruah di tugas ini. Tugas ini berakhir dengan cukup memuaskan buat saya. Super keren di bagian “Nyanyikanlah Nyanyian Baru” dan “Rebana”. Membentuk geng baru SUNU Group (Riyan, Andy, Arnold, Sunu, Ito, Handy, Surya, Hans, Adri, satu lagi siapa sih? Ko Batol bukan?). Foto-foto kece… Ahahhaa… saya kangen kita kumpul seperti itu lagi dehh… #peluksatusatu.
Separuh perjalanan sudah dijalani bersama sampai bulan Agustus. Saya sendiri mengakui kalau kemampuan koordinasi saya bukannya membaik malah makin memburuk. Saya lebih senang bekerja sendiri dan mengambil keputusan sendiri, sejauh itu bisa diputuskan tanpa ada intervensi pengurus. Maaf ya, bukannya saya egois dan ingin menonjol. Saya cuma tidak terbiasa untuk beramai-ramai memutuskan sesuatu. Paruh kedua masa pelayanan saya ini diisi dengan kesibukan-kesibukan saya sendiri. Belum ada job rutin untuk bertugas di kapel maupun tempat lain. Seingat saya, tugas setelah paruh kedua ini adalah tugas misa wedding di Salvator, tugas REMIX, MCC, dan natal. Yak… 4 project yang sifatnya rutin dan non-rutin.
Tidak lama setelah selesai misa PMB, saya ditawarkan kembali untuk mengikuti lomba berikutnya “Magnificat Choir Competition”. Saya awalnya sempat ragu (lagi-lagi) tapi setelah dibujuk sama Mba Clara, tepatnya dipanas-panasin’ akhirnya saya ikut. Well, saya akan memulai cerita dari tugas pertama dulu mungkin. Tugas misa wedding di Salvator. Latihan mepet sebentar doang pulak… Mendadak… Main tunjuk solis… Yaaah… namanya juga VOX yak… Hahahaa… Tapi, puji Tuhan, semuanya berjalan lancar. Pengantinnya bilang suara kita kece…!!! Ahaaaii… :) Kalo aja kalian tau, saya pusing setengah mati nyari lagu-lagu buat pengantinnya. Tau kenapa? Mereka nyari lagu Inggris men… Ya kali deh, gimana caranya gue masangin lagu liturgi perkawinan dengan lagu Inggris yang temanya cinta dan genre pop? Susyeee… >.< Overall, saya puas dengan tugas ini. Walaupun pake acara nyasar-nyasar segala pas pulang… Ahahahaa…
Next job, REMIX. Yak, ini saatnya kita semua buat lepas bebas dari tugas sebagai anak koor kapel yang Cuma bisa nyanyi lagu gereja… saya ‘memaksa’ kalian untuk menari dengan gaya dadakan yang saya buat bareng Ririn… Latihan dance.nya Cuma sehari… Latihan nyanyinya Cuma satu minggu… Jadi sudah bisa ditebak hasilnya seperti apa kan? Satu hal yang membuat saya senang luar biasa di sini adalah saya menemukan bibit baru yang bisa dipekerjakan (bahasanya jahat yaaa…) menjadi solis-solis baru. A new comer, 2011… Konsep unyu luar biasa yang buat saya harusnya bagus dan keren (andai aja itu microphone.nya bersahabat dikit) dan saya percaya bahwa ada bintang baru di VOX Alberti… mereka yang akan menyelesaikan bangunan ini. Sahabat saya, Rena, juga tampil sangat menakjubkan hari ini. Yeay, kamu cantiik sekali hari ini kaksss. Pantes deh dapet mawar… Aheii :D Tugas REMIX ini membuat teman-teman VOX kerja dengan super keras. Latihan sampai jam 9 malam… Maaf yaaaa… :( Saya pikir, latihannya bisa sedikit berjalan lebih cepat. Ga taunya ga bisa… Maaff sekali lagi :(
Satu minggu sesudah itu, please welcome to Magnificat Choir Competition! Kompetisi paduan suara yang diikuti oleh 25 paduan suara dari tingkat RT sampai internasional. Saya sendiri ga tau tuh VOX Alberti berada di tingkat yang mana… saya dan kalian menghabiskan waktu dua bulan (apa 3 ya?) bersama pelatih baru yang adalah artis YouTube… Ahahaaa.. Cieee Ka Yudhi! Latihan setiap Selasa-Sabtu… Dengan personil yang ga pernah lengkap… Belajar nyanyi yang bener… Sesuatu yang ga bisa terungkapkan dengan kata-kata deh pokoknya… :D Terima kasih untuk Lambert yang sudah bersedia menemani saya keluyuran ke Tanah Abang demi membeli inventaris baru VOX Alberti. Ciee udah punya kemeja sama dasi baru… Bando baru juga… Ihiiiy… Terima kasih juga untuk teman-teman PSGSJ yang mau meminjamkan inventaris kostum mereka… Makasih looh!!! Terima kasih buat juri yang bersedia memberikan medali perak buat VOX… Yakin nih perak? Sesuatu sekali loh… :D. Pengalaman ikut MCC ini buat saya pribadi sungguh mengesankan… Gimana ga mengesankan… Lombanya bisa dibilang tingkat nasional (SKP 3 cyiiin!!!) dan saya punya kesempatan melihat paduan suara yang benar-benar kece! Wuaauw… Seandainya saya boleh bermimpi, bisakah VOX menjadi seperti kalian? Tapi tetap dengan tujuan pelayanan tentunya…
Final job… Last job! Christmas!!! Uyeaaa… :) Saya sempat dilanda virus khawatir dengan tugas terakhir ini. Kenapa? Personil VOX ga sampai 20 orang bahkan… Padahal MCC kemaren ada 30 orang… Grrr… yah, saya ga bisa menyalahkan juga sih… Teman-teman juga pasti sudah punya acara sendiri dengan keluarga di rumah masing-masing… Ini tugas misa besar terakhir saya sebagai ketua VOX. Jauh di lubuk hati saya, saya berharap bahwa teman-teman pengurus akan lengkap disini. Saya akan punya kesempatan untuk berfoto bersama enam orang pengurus saya yang sudah menjadi rekan kerja saya setahun ini. Saya ga peduli seberapa besar kerja kalian di VOX, saya mau punya kenang-kenangan sama kalian. Sekali lagi, saya Cuma bisa berharap tuh… Ga ada keajaiban Natal yang bisa memaksa kalian untuk terus stay di sini. Sedih? Pasti… :’) Proses menjelang tugas Natal ga bisa dibilang mudah. Jadwal latihan ga pernah bisa barengan… Sekalinya latihan cuma hitungan jari tangan… Tapi, saya sudah memutuskan bahwa saya harus total di bagian terakhir ini. Berapapun orangnya, saya mau latihan… :D Buat saya, tugas terakhir ini ga bisa dibilang sebagai tugas terbaik sepanjang kepengurusan ini. Mungkin ada aspek kesalahan di saya yang terlalu memforsir tenaga VOX di MCC… Yah, ini pelajaran buat teman-teman pengurus ke depan sih… Hehehee… jangan mengulang kesalahan saya. Anyway, saya sangat suka tiga lagu terakhir yang dinyanyikan di misa malam natal. Buat saya, itu keren sekali… Uyeeaa… xD
Weew… empat halaman untuk flashback satu tahun saya yang luar biasa bersama VOX Alberti. Saya bersyukur sekali punya kesempatan berada di paduan suara pastoran ini. At least, menurut saya, saya dan teman-teman sudah meletakkan alas baru untuk Paduan Suara ini. Saya berusaha memperbaharui semangat teman-teman untuk bernyanyi di sini. Satu tahun ini bukan tahun yang mudah. Saya pun merasakan banyak sekali kesukaran yang berkaitan dengan prinsip-prinsip saya. Banyak banget rencana kerja saya yang belum selesai dan ga jadi dijalankan. Partitur belum rapi dengan sempurna (akibat saya obul), rapat pengurus belum dijalankan sampai habis (sibukkkk cuii), pelatih tetap (jadwal pelatih bentrok..ihiik), dan masih banyak lagi. Kadang, eh bukan, sering ding, saya berselisih paham dengan teman-teman kerja saya ini. Saya juga kadang malas mengkoordinasi sih… Hehehe… Maaf yaa teman-teman… Saya suka begitu emang… :D
Let me have Managing Committee’s time… :)
Mbak Tika, makasih sudah jadi wakil… Sudah sempat membantu walaupun terakhir-terakhirnya malah ngilang dan kabarnya ga sampai ke aku. Terima kasih sudah kasih banyak lagu bagus buat VOX… Senang bisa bekerja sama dengan Mbak Tika setahun ini… Semoga tahun 2012 nanti masih bisa bantuin VOX yaa… :D
Melan! Sekretaris Bendahara paling kece sepanjang sejarah! Terima kasih sudah sangat kebal dan sabar menghadapi saya yang sangat bawel. Terima kasih udah sabar ngurusin duit dan surat-surat… Boleh lah itu suratnya nanti dikasih ke sekben baru buat dijadiin arsip. Terima kasih sudah jadi keyboard berjalan, sekaligus merangkap wakil saya selama satu tahun ini. I’m nothing without you!!! :D Teruskan semangat wushu dan bernyanyinyaa… Wataaaaaa!!!
Divisi pelatihan dan humas… Vivi dan Wenny! Vivi first! Makasih buat bantuannya selama ini, Vi… Buat komentar-komentarnya yang baru kedengaran belakangan… Haish, ngomonglah sama saya apa adanya… Saya mendengarkan kok… Sumpah! Selamat menjabat lagi tahun depan (kalo dipilih ama bu bos) dan selalu kembangkan bakat bernyanyinya.
Buat Wenny, hai ibu ketua baru! Senang rasanya memindahkan jabatan ini ke pangkuan kamu. Saya memilih kamu bukan karena tanpa alasan, bukan hanya karena tidak ada orang lain yang mampu meneruskan pembangunan VOX ini, tapi saya percaya kalau kamu mampu mengurus VOX Alberti di tengah-tengah kesibukan kamu sebagai anak box dan mahasiswi. Kami semua (para mantan ketua VOX) yakin bahwa VOX akan berada di tangan yang tepat. Terima kasih untuk kerja kerasnya selama satu tahun ini. Sudah sabar sekali dan nurut jadi organis kalau ga ada petugas, sudah ada inisiatif untuk mengurus ini-itu, mau jadi official, sabar dan tabah ngurus make-up dan kostum, sudah jadi penghubung yang baik antara PSGSJ dan VOX, mau dateng untuk sekedar cek VOX walaupun lagi sibuk maupun sakit. Terima kasih buat semuanya… Oia, makasih buat jarkom gaul dan sudah menjadi mimin yang baik buat twitter (eaaa, kebuka deh…). Saya dan semua teman-teman percaya kalau kamu akan membawa VOX semakin baik ke depannya nanti. Semoga program kamu yang sudah dipaparkan kemarin waktu ngobrol-ngobrol bisa dijalankan dengan baik. Semoga punya rekan kerja yang baik dan ciamik pula… Hahahaha… We’ll help you. Promise ^^v
Divisi partitur dan inventaris. Hans dan Stephanie. Hans, acilooo terima kasih sudah jadi satu-satunya rekan cowo yang bisa bantuin angkut-angkut. Wkwkwk… Sayang sekali saya harus kehilangan kamu di pertengahan dan akhir kepengurusan. You have a great voice, I think. Ayo semakin rajin dong latihan di VOX, pacarnya boleh dibawa kok buat bantuin sopran… Atau mau jadi officialnya VOX :D Semakin dewasa ya, Hans… Terima kasih sudah banyak membantu… Maaf kalo saya suka keras kepala.. :)
Stephanie Ayubudi! My puman’s girl… VOX semakin rame kalau ada kamu!!! Hahahaa… Terima kasih sudah menjadi korbid partitur yang paling jagoan. Yoiii banget kerjanya selama ini… Kamu punya bakat memimpin yang baik sebenarnya, tapi sayang kamu menolak untuk jadi pengurus tahun depan yaaaa… Tapi kamu sudah janji bantuin… Ga boleh ingkar janji! Makasih udah sangat sabar menghadapi anak-anak VOX yang suka seenak jidat ayam naro partitur berantakan, sudah sabar mau kerja sendiri karena yang satu susaaahh bener dihubungin… Makasih udah rajin fotokopi partitur-partitur… Makasih sudah bersedia jadi cewe buat beberapa event VOX… (Cieee pake tanktop!) Sukses terus ke depannya ya, Fan… makin jadi cewe (ga ngaca deh gue), makin rajin jaga perpus, makin jago nyanyi, makin unyu… uuuuuuh Faniiii #pukulpukulmanja
Terima kasih juga untuk para mantan ketua… Mami Dita, Ci Ayen, Riyan, Icha… Terima kasih sudah menemani saya setaun ini… Teguran, bantuan, peringatan, ketawa-ketawa, cerita, sharing, semuanya sudah sangat membantu saya dan teman-teman mengurus VOX ini dengan baik. Maaf kalau banyak kebijakan saya yang ga sesuai dengan jalan pikiran kalian. Saya memang suka rebel… :D sekarang saya bergabung dengan kalian di Dewan Penasihat VOX Alberti… Mohon diterima dan dibantu yaakk… Mari kita mendampingi ketua baru kita… Miss Celeng! :)
Saya juga mau mengucapkan terima kasih buat semua anggota VOX Alberti (kalau lupa yaa maaf… tau sendiri kapasitas otak saya kaya apa…)
SOPRAN:
Agustina ELYN, anastasia Yhoanita (NONA) , ARUM Kinasih, Ariatne Yessica (AYEN), Bernadeta MELA Pratiwi, DIAN Dechrist Natalia, DWI Anggaraini Astivan, FALENTina Nau, FELIcia Pratista, FRESHCA Silvano, Gemma NIETHA Handastya, Ignatia ARBY, Katherine Wahyuni (RIRIN), Maria Carolina Dewi KarTIKA, Maria THEREsia, MELANia Sylvester, RATIH Devanti, Regina Anastasia (RERE), RIKA Ariani, SteFANNIE Mariana Dewi P, VICTORIA,
ALTO
Annmaria SEPTIyaningsih, ANTONIA Ignatia Yudhita, CHELSEA Purba, CINDY Novelia, Clara Fidelia (FIFI), HELENa Jati, sr. HORTENCIA, IMELDA Sari Gulo, LISSYana, Lestari MEGA Purba G. , Maria Bramanwidyantari (RIRI), RENA Kristanti, StePHANIE Ayubudi K., WENNY Apriani Christian, Yohanna Fransisca Christy (ICHA), Yuliani SYANI
TENOR
ADRIanus Ardy, BOB Tjitrosampurno, EMERSON L. Do Desterro, ERVIN Gouw, Ignatius ANDY, Ignatius Praditya W. S (IGNAS), Laurent Yohanes (HANS), Marianus Yadi (ADI), Mateus ALVIN, RIYAN Eka Nugraha.
BASS
ALBERTus Pantra, ARNOLD Christian, Christopher Haris P. (ITO), DAVID Linardo, Damar PraSUNU, HANDY Chie Putra, LAMBERT Andreas, Romualdus JEVON, REVI Lie
Semoga ga ada yang ketinggalan yah namanya… Hahaha… (eh, banyak yah ternyata VOX… Pada kemana kalo tugas?). Sebenernya saya mau ngucapin satu-satu secara pribadi. Soalnya saya punya banyak pesan buat satu-satu… Tapi ga usah deh… Bisa jadi novel nanti… Hahaha… Terima kasih semuanya yaaa yang sudah mau bantu saya dan teman-teman VOX selama satu tahun ini. Ayooo pada muncul lagi dong taun depan… Bikin ramai VOX Alberti…
Buat para VOXil yang memfosil dan selalu setia membantu… Tuhan bersamamuu, kakaks!!! Hahahaha… Super makasih loh masih mau nyempetin diri buat datang latihan… Senang sekali punya kakak seperti kalian semua… #peluksatusatu #ciumsatusatu. Jangan ditinggal yaa buat VOX 2012nya… Mari kita siapkan konsep untuk Drama Musikal 2013… :)
Teman-teman Makrab… Ayo cemungudddh cari dana dan bikin konsepnya… Cant wait!!! Handy Chie, ayooo cari danaaaa… Jangan skipskipp.. Ayo rapat… #SCGalak. Teman-teman panitia juga ayooo semangaatt semuanyaa… #cheerleader #dancepompom
Finally, saya akhiri saja tulisan flashback ini. Enam halaman yang merangkum satu tahun saya selama di VOX Alberti ini. Mungkin banyak yang belum saya tulis di sini, tapi biarlah itu tertulis di hati kita masing-masing #tsahhbahasanya. Ga semuanya bisa saya tulis di sini, tapi saya yakin bahwa memori saya bersama kalian semua selama satu tahun ini mengendap kok di pikiran dan di mici (secara saya punya foto kalian lengkap selama setahun.. :D). saya mau minta maaf secara pribadi (sekali lagi) kalau selama saya melayani di VOX, saya suka mendadak jadi Cruella DeVil… Jadi supervisor romusha yang memaksa kalian dan pita suara kalian kerja rodi. Yang merasa saya suka nyolot-nyolot, mohon dimaafin yaaa… Yang ngerasa muka saya judes dan jutek, maapin juga yaaa… udah blueprintnya begini deh… Tapi saya janji deh bakal sering senyum taun depan.
Terima kasih untuk semuanya… Untuk Allah Trinitas yang mempersatukan kita dan memberikan bakat plus niat untuk melayani… Untuk teman-teman PAJ yang sudah mendukung VOX dengan caranya masing-masing… Untuk orangtua kita semua yang sabar dan rela menunggu kalau kita pulang malam… Untuk semua pengalaman dan cerita yang selalu tertulis di hati saya setahun ini… Untuk kalian semua, ya kalian semua para anggota VOX Alberti yang selalu luar biasa, yang selalu menceriakan hati saya kapanpun dimanapun saya mengingat kalian… Yang sudah rela menghabiskan separuh minggu kalian untuk bernyanyi dan memuji Tuhan. Saya ga bisa kasih apa-apa buat kalian… Selain doa dan ucapan terima kasih ini… :D. Sekali lagi TERIMA KASIH dan tetaplah membuat dunia bernyanyi dalam Kristus… Cause VOX MakeUSingInChrist! MUSIC!
Ps: coii… jadwal karaoke tahun depan gimana? Masih ga terima nih nilai “I Believe My Heart” sama kaya “Alamat Palsu”… >.<
Ini adalah cerita saya, tentang dunia tempat saya berdiri dan berpijak, tentang keluarga saya, tentang sahabat saya, tentang cinta dan benci, tentang masa lalu dan masa kini. Saya tidak meminta anda untuk protes... Semua ini cerita saya dan mari berbagi tulisan :)
Sabtu, 31 Desember 2011
Kamis, 22 Desember 2011
Tulisan untuk wanita super... :D
Hari ini 22 Desember… Buat orang Indonesia yang suka memperingati sesuatu, hari ini adalah hari Ibu… Mother’s day bahasa kerennya… dan karena saya sedang ga ada kerjaan dan kebetulan ada inspirasi yang hinggap, maka hari ini saya memutuskan untuk menulis sesuatu lagi. Temanya sudah pasti tentang ibu…
Buat gue, sosok ibu, khususnya nyokap gue adalah wanita terkuat yang pernah gue kenal, bukan karena dia bisa ‘berdiri sejak 1985 seperti ayam goreng Nyonya apalah itu’ tapi nyokap gue adalah sosok yang wow banget. Gue memang harus mengakui kalo gue sering sekali salah paham dengan doi untuk masalah apapun, dari masalah belajar, pacar, prinsip hidup, jadwal pulang, dan lain-lain. Gue dengan keegoisan anak baru gede labil gue sering sekali membuat nyokap gue misuh-misuh, bahkan terkadang sampe buat dia nangis. Yak! Nangis…sekali lagi N A N G I S! betapa durhakanya gue ya? Hahahaha…
Sosok seorang ibu di mata gue, setelah gue beranjak dewasa, menjadi sosok yang semakin hebat… Nyokap gue dengan kesederhanaannya dan kehumbleannya selalu membuat dia lovable di tengah anak-anak SD-SMA yang didampingi selama retreat. Nyokap adalah orang yang sangat mudah sayang dengan orang-orang seperti mereka. Yang punya masalah dalam hidupnya, dengan keluarganya, dengan studinya… Nyokap gue sangat peduli… Mungkin sifat ‘ I do care’ ini yang turun ke gue… Biarpun kepo dan care itu bedanya tipis… Hahahaa…
Hari ini gue mendapat banyak sekali BBM bertemakan ibu… yang intinya mengingatkan gue akan kehebatan seorang wanita bernama Maria Vincentia Agustina Indawati yang lahir 55 tahun yang lalu. Mengingatkan gue akan kehebatannya melahirkan gue dan kakak gue dua puluh tahun yang lalu. Mengingatkan gue akan kesetiaan dia yang begadang setiap malam ketika gue masih bayi demi mengganti celana gue. Mengingatkan gue akan senyumnya, setiap gue pamer kalo dapet nilai bagus… Dia bangga sekali sama gue… :D Well… #danairmatapertamaguemenitik. Mengingatkan gue akan teriakan dan ocehan setiap gue pulang malem karena ada kerjaan di gereja. Mengingatkan gue akan sosok nyokap yang kalo bikin coklat dan kue kering setiap menjelang event besar suka ga inget waktu… Mengingatkan gue akan nyokap yang khawatir dengan caranya yang unik… dan mengingatkan gue kalo gue hari ini kangen banget sama nyokap.
Gue memang bukan tipe orang yang gampang cerita segala sesuatu ke keluarga, either nyokap atau bokap, karena gue tahu di beberapa bagian di hidup gue, gue punya prinsip sendiri yang suka berbeda dengan prinsip mereka. Kadang, gue sering sekali berpendapat kalau zaman gue dan zaman mereka adalah berbeda. Pendapat gue ga selamanya salah, walaupun ga selamanya benar juga.
Lewat tulisan ini, gue mau bernostalgia tentang gue dan nyokap… Hal pertama yang gue inget ketika gue kecil adalah nyokap selaluu suka mengikat rambut gue yang panjang… Dikepang…dikuncir kuda…dikuncir dua…dijepit ini itu… dan nyokap selalu bersedia beli jepit rambut yang banyaknya senaujubilah sampe dua kotak. Jepitan itu, sebagian besar masih ada di kamar nyokap… :) Nyokap adalah sosok yang sangat sangat senang mendandani gue dan mendorong gue untuk ikut berkompetisi apapun… Mulai dari lomba fashion show, lomba nari, sampai lomba berbau akademis. Nyokap rela bangun pagi-pagi dan mengantar gue ke salon demi didandani… Hahahaaa… Gue yang dulu memang centil maksimal… Beda sama gue yang sekarang anti sama make-up kecuali ada event penting. Waktu gue mau lomba calistung, nyokap rajin banget memaksa diri gue buat belajar. Yang paling gue inget adalah gue disuruh belajar baca keras, jelas, dan cepat dengan jarak dari kamar gue ke kamar nyokap. Ahahahhaa… dan semuanya itu membuat gue punya banyak piala yang sekarang bisa gue banggain… Nyokap selalu mengingatkan gue untuk menduplikat piala ketika gue menang sebuah lomba.
Sampai kelas 3 SD, gue masih sering tanya jawab sama nyokap mengenai masalah pelajaran, khususnya kalo gue mau ujian akhir. Gue akan membaca setumpuk buku yang sebenernya soalnya itu-itu aja, kemudian nyokap akan nanyain gue setelah doi masak. Hebat yaaaa… punya aja loh tenaga buat begituan… Nyokap dulu sangat suka bikin hiasan kristik (gitu ga sih tulisannya?) dan gue sangat suka membantu gulungin benangnya… Gue akan memainkan benang wolnya dari ujung ke ujung terus digulung… Setelah bosan sama kristik, kegemaran nyokap beralih jadi bikin barang pake mute… dan sekarang gue baru sadar kalo kecintaan gue sama kerajinan tangan sebenarnya turun dari nyokap. Kemampuan masak gue juga turun dari doi… Ahahahaa… Makasih ya, mam… Beneran anak mami nih!!! :D
Dulu gue bukan anak yang patuh seratus persen sama nyokap. Gue dan koko gue sering banget berantem tanpa alasan yang jelas dan berakhir dengan gue yang suka nangis… Huahahahaa… Kalo nyokap udah kesel gue berantem mulu sama koko gue, gue bisa dihukum 2 jam di luar rumah atau disabet pake sapu lidi sampe berbekas. Gue tau sebenernya nyokap ga tega mukul gue, tapi itu semua dilakuin karena doi ga mau gue jadi anak yang makin bandel ke depannya. Gue tau, di setiap sabetan itu, nyokap sebenernya sedih… dan kecewa sama gue… Maaf, mi… Dari dulu sampe sekarang, aku belom bisa jadi anak malaikat buat mami.
Setelah gue kelas 4 SD terus masuk SMP, lanjut ke SMA, gue bukannya makin deket sama nyokap tapi malah makin jauh. Kenapa? Karena gue makin bandel dan badung. Gue menyebutnya sebagai kenakalan zaman ababil. Gue senang sekali keluyuran di luar. Di sekolah sampe sore, atau di rumah teman tanpa ada kerjaan yang jelas. Gue main doang kok. Gue ga bandel dengan nyobain rokok atau narkoba… Gue sudah berjanji akan jaga badan gue dari hal-hal sampah kaya gitu. Nyokap rewel banget kalo gue ga di rumah, sekarang, gue baru sadar, kalo kerewelan itu berasal dari rumah yang mendadak sepi karena ga ada burung beo yang ngoceh… Koko gue ngekos, bokap kerja, dan rumah sepi… Cuma ada nyokap. Jelaslah kalo nyokap rewel… Sekali lagi, gue baru sadar sekarang… Telat ya? Hahahaa…
Hobi nyokap di bidang kuliner, membawa nyokap gue jadi bikin perusahaan kecil sendiri. Gue sebenarnya lupa dari kapan pastinya nyokap jadi hobi berat sama bidang kuliner dan ‘Bunda’ itu berdiri. Yang gue tau sekarang, kalo pesanan kue lagi banyak2nya menjelang lebaran dan natal… atau pesanan coklat lagi meledak menjelang valentine, gue ga pernah bisa berbuat banyak… Selain ngoles Loyang, masang keju, masang kenari, dan ngambilin bahan… Atau cuma bisa bantuin ngurusin pesanan coklat dan bikin coklat yang gede-gede… Gue ga setelaten nyokap gue… Kalo udah masa-masa sibuk, gue sangat tau kalo nyokap kurang tidur… Tidur jam 12… bangun jam 7… masak, terus lanjut bikin kue… Ga ngerti deh tuuu tenaganya muncul dari mana aja… Dan kurang istirahat ini, bikin keadaan nyokap ga selamanya bagus… Ada aja di tubuh nyokap yang sakit… Efek usia juga mungkin…
Gue diam-diam khawatir sama nyokap… tapi gue ga pernah mau nunjukkin secara gamblang… Gue bukan tipe orang yang suka menunjukkan perasaan sayang ke orang lain secara frontal, termasuk ke keluarga gue… Gue khawatir nyokap sakit macem2… Gue takut kehilangan sosok nyokap gue yang sangat jago di segala hal (kecuali komputer!). Gue takut kehilangan orang yang bisa nemenin gue belanja-belanja (berhubung gue ga pernah bisa milih barang dan nawar barang :p). Gue berusaha untuk memantau kondisi nyokap dan sebenarnya ga tega jauh-jauh dari nyokap kalo lagi sakit. Selama beberapa tahun belakangan ini, nyokap sering banget drop kondisinya… Entah dengan alasan apa… Mungkin gabungan antara stress, kecapean, dan usia. Belakangan ini, kondisi ekonomi keluarga gue memang sangat ga stabil… dan mungkin ini membuat nyokap gue kepikiran… Mungkin karena takut gue ga bisa selesai kuliah (yeaah, biaya kuliah gue mahalnya lebai maksimal) dan takut segala macamnya… Gue ikut memikirkannya, walaupun dari jauh… That’s why gue sering banyak mikir kalo mau pergi sama teman-teman atau mau beli kado… Kalau memang gue rasa sangat perlu, gue akan menabung untuk urusan ini itu… Gue ga enak kalo harus bolak-balik minta uang sama nyokap…
Gue sangat suka memberikan kejutan untuk keluarga gue, khususnya bokap dan nyokap… Gue akan rela menabung untuk beli itu… Apapun yang nyokap suka… Walaupun gag semuanya bisa kebeli (misalnya oven…ya kali itu mahal bener, mam… >.<) dan gue sangat suka melihat ekspresi nyokap ketika menerimanya… Pasti kaget (iyalah, namanya surprise yak…) dan gue sangat ingin nyokap gue juga surprise melihat gue nantinya jadi sarjana psikologi yang sukses. Selama ini, nyokap tau gue ga gitu senang bergelut menghafal teori-teori… Tapi, gue akan buat nyokap gue surprise lagi satu tahun setengah dari sekarang! :D
Nyokap gue adalah pendoa sejati… Dia sangat tahu bahwa ada masalah-masalah di dunia ini yang ga bisa diselesaikan oleh manusia dan butuh kuasa, bahkan mukjizat dari Tuhan. Nyokap gue, adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan dengan berbagai cara… Novena, koronka, kerahiman ilahi, devosi ini itu… Sangat dekat… Bahkan menurut gue, hobinya adalah pergi ke tempat dimana beliau bisa berdoa… Bokap nyokap gue memang sangat senang pergi berziarah ke Goa Maria… dan itulah yang mereka lakukan selama gue punya waktu berlibur… Jadi, jangan heran kenapa gue jarang sekali keluar masuk mall di Jakarta atau pergi ke tempat-tempat wisata kalo liburan, karena setiap liburan, gue hampir selalu diboyong bokap nyokap untuk pergi keliling Jawa dan mengunjungi Goa Maria. Nyokap adalah orang yang sangat dekat dengan Bunda Maria, mungkin Bunda Maria adalah sosok ibu sejati yang bisa mendengarkan keluh kesah nyokap dan membantu nyokap menemukan jalannya, apalagi setelah nenek gue meninggal, gue merasa kalo nyokap gue semakin dekat dengan Bunda… Untuk hal yang satu ini, sifat nyokap gag turun ke gue… Gue berdoa dan berbicara dengan Tuhan lewat cara gue sendiri… yang kadang ga dimengerti oleh orang lain…
Well… sejatinya gue sudah kehabisan bahan untuk ngomongin nyokap gue di sini… Hahaha… Ini kaya ngomongin nyokap di belakang yaaa… hehehe… Di hari ibu yang sudah hampir habis ini, gue bahkan ga punya keberanian buat nelepon nyokap dan bilang “Happy mother’s day, mam… Dede kangen mami… dede sayang sama mami…” karena pasti gue bisa nangis bombay najong (sekarang aja udah nangis mulu yak… >.<) Gue ga ada keberanian… Mungkin karena gue terlalu banyak salah sama nyokap… Well, gue tau kalo nyokap ga bakal baca tulisan ini, tapi gapapalah gue nulis di sini aja…
“Dear mom… Selamat hari ibu… terima kasih buat pengorbanan mami selama ini… Aku tahu semakin kesini, aku malah jadi anak yang ga bisa diatur… Aku mau minta maaf buat semua kesalahanku yang mungkin lebih banyak dari jumlah toples kue yang udah pernah mami buat… Aku pulang malam natal nanti… Bawa hadiah… Semoga mami suka… dan… jangan pernah pergi tinggalin aku, sebelum aku bisa buat mami bangga… Satu tahun setengah lagi, aku akan undang mami ke wisudaku… :D Makasih buat semua cinta yang mami kasih ke aku… Aku tau, aku ga akan bisa bales… Aku Cuma bisa bales pake doa dan prestasiku nanti… I heart you, mam… “
“Hanya ini kunyanyikan, senandung dari hatiku untuk mama…
Hanya sebuah lagu sederhana…lagu cintaku untuk mama…”
(Senandung untuk Mama, t.th)
Buat gue, sosok ibu, khususnya nyokap gue adalah wanita terkuat yang pernah gue kenal, bukan karena dia bisa ‘berdiri sejak 1985 seperti ayam goreng Nyonya apalah itu’ tapi nyokap gue adalah sosok yang wow banget. Gue memang harus mengakui kalo gue sering sekali salah paham dengan doi untuk masalah apapun, dari masalah belajar, pacar, prinsip hidup, jadwal pulang, dan lain-lain. Gue dengan keegoisan anak baru gede labil gue sering sekali membuat nyokap gue misuh-misuh, bahkan terkadang sampe buat dia nangis. Yak! Nangis…sekali lagi N A N G I S! betapa durhakanya gue ya? Hahahaha…
Sosok seorang ibu di mata gue, setelah gue beranjak dewasa, menjadi sosok yang semakin hebat… Nyokap gue dengan kesederhanaannya dan kehumbleannya selalu membuat dia lovable di tengah anak-anak SD-SMA yang didampingi selama retreat. Nyokap adalah orang yang sangat mudah sayang dengan orang-orang seperti mereka. Yang punya masalah dalam hidupnya, dengan keluarganya, dengan studinya… Nyokap gue sangat peduli… Mungkin sifat ‘ I do care’ ini yang turun ke gue… Biarpun kepo dan care itu bedanya tipis… Hahahaa…
Hari ini gue mendapat banyak sekali BBM bertemakan ibu… yang intinya mengingatkan gue akan kehebatan seorang wanita bernama Maria Vincentia Agustina Indawati yang lahir 55 tahun yang lalu. Mengingatkan gue akan kehebatannya melahirkan gue dan kakak gue dua puluh tahun yang lalu. Mengingatkan gue akan kesetiaan dia yang begadang setiap malam ketika gue masih bayi demi mengganti celana gue. Mengingatkan gue akan senyumnya, setiap gue pamer kalo dapet nilai bagus… Dia bangga sekali sama gue… :D Well… #danairmatapertamaguemenitik. Mengingatkan gue akan teriakan dan ocehan setiap gue pulang malem karena ada kerjaan di gereja. Mengingatkan gue akan sosok nyokap yang kalo bikin coklat dan kue kering setiap menjelang event besar suka ga inget waktu… Mengingatkan gue akan nyokap yang khawatir dengan caranya yang unik… dan mengingatkan gue kalo gue hari ini kangen banget sama nyokap.
Gue memang bukan tipe orang yang gampang cerita segala sesuatu ke keluarga, either nyokap atau bokap, karena gue tahu di beberapa bagian di hidup gue, gue punya prinsip sendiri yang suka berbeda dengan prinsip mereka. Kadang, gue sering sekali berpendapat kalau zaman gue dan zaman mereka adalah berbeda. Pendapat gue ga selamanya salah, walaupun ga selamanya benar juga.
Lewat tulisan ini, gue mau bernostalgia tentang gue dan nyokap… Hal pertama yang gue inget ketika gue kecil adalah nyokap selaluu suka mengikat rambut gue yang panjang… Dikepang…dikuncir kuda…dikuncir dua…dijepit ini itu… dan nyokap selalu bersedia beli jepit rambut yang banyaknya senaujubilah sampe dua kotak. Jepitan itu, sebagian besar masih ada di kamar nyokap… :) Nyokap adalah sosok yang sangat sangat senang mendandani gue dan mendorong gue untuk ikut berkompetisi apapun… Mulai dari lomba fashion show, lomba nari, sampai lomba berbau akademis. Nyokap rela bangun pagi-pagi dan mengantar gue ke salon demi didandani… Hahahaaa… Gue yang dulu memang centil maksimal… Beda sama gue yang sekarang anti sama make-up kecuali ada event penting. Waktu gue mau lomba calistung, nyokap rajin banget memaksa diri gue buat belajar. Yang paling gue inget adalah gue disuruh belajar baca keras, jelas, dan cepat dengan jarak dari kamar gue ke kamar nyokap. Ahahahhaa… dan semuanya itu membuat gue punya banyak piala yang sekarang bisa gue banggain… Nyokap selalu mengingatkan gue untuk menduplikat piala ketika gue menang sebuah lomba.
Sampai kelas 3 SD, gue masih sering tanya jawab sama nyokap mengenai masalah pelajaran, khususnya kalo gue mau ujian akhir. Gue akan membaca setumpuk buku yang sebenernya soalnya itu-itu aja, kemudian nyokap akan nanyain gue setelah doi masak. Hebat yaaaa… punya aja loh tenaga buat begituan… Nyokap dulu sangat suka bikin hiasan kristik (gitu ga sih tulisannya?) dan gue sangat suka membantu gulungin benangnya… Gue akan memainkan benang wolnya dari ujung ke ujung terus digulung… Setelah bosan sama kristik, kegemaran nyokap beralih jadi bikin barang pake mute… dan sekarang gue baru sadar kalo kecintaan gue sama kerajinan tangan sebenarnya turun dari nyokap. Kemampuan masak gue juga turun dari doi… Ahahahaa… Makasih ya, mam… Beneran anak mami nih!!! :D
Dulu gue bukan anak yang patuh seratus persen sama nyokap. Gue dan koko gue sering banget berantem tanpa alasan yang jelas dan berakhir dengan gue yang suka nangis… Huahahahaa… Kalo nyokap udah kesel gue berantem mulu sama koko gue, gue bisa dihukum 2 jam di luar rumah atau disabet pake sapu lidi sampe berbekas. Gue tau sebenernya nyokap ga tega mukul gue, tapi itu semua dilakuin karena doi ga mau gue jadi anak yang makin bandel ke depannya. Gue tau, di setiap sabetan itu, nyokap sebenernya sedih… dan kecewa sama gue… Maaf, mi… Dari dulu sampe sekarang, aku belom bisa jadi anak malaikat buat mami.
Setelah gue kelas 4 SD terus masuk SMP, lanjut ke SMA, gue bukannya makin deket sama nyokap tapi malah makin jauh. Kenapa? Karena gue makin bandel dan badung. Gue menyebutnya sebagai kenakalan zaman ababil. Gue senang sekali keluyuran di luar. Di sekolah sampe sore, atau di rumah teman tanpa ada kerjaan yang jelas. Gue main doang kok. Gue ga bandel dengan nyobain rokok atau narkoba… Gue sudah berjanji akan jaga badan gue dari hal-hal sampah kaya gitu. Nyokap rewel banget kalo gue ga di rumah, sekarang, gue baru sadar, kalo kerewelan itu berasal dari rumah yang mendadak sepi karena ga ada burung beo yang ngoceh… Koko gue ngekos, bokap kerja, dan rumah sepi… Cuma ada nyokap. Jelaslah kalo nyokap rewel… Sekali lagi, gue baru sadar sekarang… Telat ya? Hahahaa…
Hobi nyokap di bidang kuliner, membawa nyokap gue jadi bikin perusahaan kecil sendiri. Gue sebenarnya lupa dari kapan pastinya nyokap jadi hobi berat sama bidang kuliner dan ‘Bunda’ itu berdiri. Yang gue tau sekarang, kalo pesanan kue lagi banyak2nya menjelang lebaran dan natal… atau pesanan coklat lagi meledak menjelang valentine, gue ga pernah bisa berbuat banyak… Selain ngoles Loyang, masang keju, masang kenari, dan ngambilin bahan… Atau cuma bisa bantuin ngurusin pesanan coklat dan bikin coklat yang gede-gede… Gue ga setelaten nyokap gue… Kalo udah masa-masa sibuk, gue sangat tau kalo nyokap kurang tidur… Tidur jam 12… bangun jam 7… masak, terus lanjut bikin kue… Ga ngerti deh tuuu tenaganya muncul dari mana aja… Dan kurang istirahat ini, bikin keadaan nyokap ga selamanya bagus… Ada aja di tubuh nyokap yang sakit… Efek usia juga mungkin…
Gue diam-diam khawatir sama nyokap… tapi gue ga pernah mau nunjukkin secara gamblang… Gue bukan tipe orang yang suka menunjukkan perasaan sayang ke orang lain secara frontal, termasuk ke keluarga gue… Gue khawatir nyokap sakit macem2… Gue takut kehilangan sosok nyokap gue yang sangat jago di segala hal (kecuali komputer!). Gue takut kehilangan orang yang bisa nemenin gue belanja-belanja (berhubung gue ga pernah bisa milih barang dan nawar barang :p). Gue berusaha untuk memantau kondisi nyokap dan sebenarnya ga tega jauh-jauh dari nyokap kalo lagi sakit. Selama beberapa tahun belakangan ini, nyokap sering banget drop kondisinya… Entah dengan alasan apa… Mungkin gabungan antara stress, kecapean, dan usia. Belakangan ini, kondisi ekonomi keluarga gue memang sangat ga stabil… dan mungkin ini membuat nyokap gue kepikiran… Mungkin karena takut gue ga bisa selesai kuliah (yeaah, biaya kuliah gue mahalnya lebai maksimal) dan takut segala macamnya… Gue ikut memikirkannya, walaupun dari jauh… That’s why gue sering banyak mikir kalo mau pergi sama teman-teman atau mau beli kado… Kalau memang gue rasa sangat perlu, gue akan menabung untuk urusan ini itu… Gue ga enak kalo harus bolak-balik minta uang sama nyokap…
Gue sangat suka memberikan kejutan untuk keluarga gue, khususnya bokap dan nyokap… Gue akan rela menabung untuk beli itu… Apapun yang nyokap suka… Walaupun gag semuanya bisa kebeli (misalnya oven…ya kali itu mahal bener, mam… >.<) dan gue sangat suka melihat ekspresi nyokap ketika menerimanya… Pasti kaget (iyalah, namanya surprise yak…) dan gue sangat ingin nyokap gue juga surprise melihat gue nantinya jadi sarjana psikologi yang sukses. Selama ini, nyokap tau gue ga gitu senang bergelut menghafal teori-teori… Tapi, gue akan buat nyokap gue surprise lagi satu tahun setengah dari sekarang! :D
Nyokap gue adalah pendoa sejati… Dia sangat tahu bahwa ada masalah-masalah di dunia ini yang ga bisa diselesaikan oleh manusia dan butuh kuasa, bahkan mukjizat dari Tuhan. Nyokap gue, adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan dengan berbagai cara… Novena, koronka, kerahiman ilahi, devosi ini itu… Sangat dekat… Bahkan menurut gue, hobinya adalah pergi ke tempat dimana beliau bisa berdoa… Bokap nyokap gue memang sangat senang pergi berziarah ke Goa Maria… dan itulah yang mereka lakukan selama gue punya waktu berlibur… Jadi, jangan heran kenapa gue jarang sekali keluar masuk mall di Jakarta atau pergi ke tempat-tempat wisata kalo liburan, karena setiap liburan, gue hampir selalu diboyong bokap nyokap untuk pergi keliling Jawa dan mengunjungi Goa Maria. Nyokap adalah orang yang sangat dekat dengan Bunda Maria, mungkin Bunda Maria adalah sosok ibu sejati yang bisa mendengarkan keluh kesah nyokap dan membantu nyokap menemukan jalannya, apalagi setelah nenek gue meninggal, gue merasa kalo nyokap gue semakin dekat dengan Bunda… Untuk hal yang satu ini, sifat nyokap gag turun ke gue… Gue berdoa dan berbicara dengan Tuhan lewat cara gue sendiri… yang kadang ga dimengerti oleh orang lain…
Well… sejatinya gue sudah kehabisan bahan untuk ngomongin nyokap gue di sini… Hahaha… Ini kaya ngomongin nyokap di belakang yaaa… hehehe… Di hari ibu yang sudah hampir habis ini, gue bahkan ga punya keberanian buat nelepon nyokap dan bilang “Happy mother’s day, mam… Dede kangen mami… dede sayang sama mami…” karena pasti gue bisa nangis bombay najong (sekarang aja udah nangis mulu yak… >.<) Gue ga ada keberanian… Mungkin karena gue terlalu banyak salah sama nyokap… Well, gue tau kalo nyokap ga bakal baca tulisan ini, tapi gapapalah gue nulis di sini aja…
“Dear mom… Selamat hari ibu… terima kasih buat pengorbanan mami selama ini… Aku tahu semakin kesini, aku malah jadi anak yang ga bisa diatur… Aku mau minta maaf buat semua kesalahanku yang mungkin lebih banyak dari jumlah toples kue yang udah pernah mami buat… Aku pulang malam natal nanti… Bawa hadiah… Semoga mami suka… dan… jangan pernah pergi tinggalin aku, sebelum aku bisa buat mami bangga… Satu tahun setengah lagi, aku akan undang mami ke wisudaku… :D Makasih buat semua cinta yang mami kasih ke aku… Aku tau, aku ga akan bisa bales… Aku Cuma bisa bales pake doa dan prestasiku nanti… I heart you, mam… “
“Hanya ini kunyanyikan, senandung dari hatiku untuk mama…
Hanya sebuah lagu sederhana…lagu cintaku untuk mama…”
(Senandung untuk Mama, t.th)
Rabu, 20 Juli 2011
DIAM!
Dalam diam aku terdiam…
Menunggu Engkau yang juga diam
Aku menatap Engkau terdiam…
Aku berlutut…
Aku berdoa…
Aku memejam…
Aku gemetar…
Aku menangis..
Aku tersungkur
dan Engkau tetap saja diam…
Aku melangkah dalam diam dan mengusik kediamanMu
namun Kau diam
Mahkota itu mengucurkan darahnya diam-diam
Dan Kau diam…membuatku terdiam
Mengapa Kau terus diam?
Mereka tak pernah diam melihatmu…
Mereka benci melihatMu diam…namun Kau menjadi bungkam
lalu mereka tak tinggal diam…
Tak ada kata yang mengalir…
Kita diam…
Engkau diam…
dan aku terdiam…
Dalam diam…
Hatiku memanggilMu…
tapi Kau diam…
seolah membiarkanku dihukum rajam…
Dalam diam
terciptalah sebuah paham antara Kau dan aku…
dalam diam…
23:41 – 06072011
Catatan kecil tentang tulisan ini...
Yap, tulisan kesekian yang bentuk kata-katanya unyu nih... hahahaa... Tulisan ini bukan murni buatan gue... tulisan ini muncul dari tulisan dan permenungan sahabat gue yang bikin gue gatel buat ngedit... Bukannya tulisannya ga bagus sih, cuma gue tiba2 greget aja pengen nulis dengan kata 'diam' ini.... Tapi, gue ga nyuri idenya dia secara diam-diam koook...minta ijin dulu sama simbah yang punya tulisan :) dan syukurlaah kalo dia ga marah tulisannya gue colong...hahahaa...
Tulisan ini mau gue sebut tulisan kolaborasi antara gue dan dia... karena kalo ga ada dia, gue ga akan terinspirasi nulis gini... dan kalo ga ada gue, ya ga ada lah tulisan seunyuuu ini...ahaahhahaahaha :)
eniwei, gue jadi seneng nulis nih... ada ide buku atau page bagus mengenai dunia tulis menulis? atau tulisan2 yang menginspirasi? gue mau dong... :)
Menunggu Engkau yang juga diam
Aku menatap Engkau terdiam…
Aku berlutut…
Aku berdoa…
Aku memejam…
Aku gemetar…
Aku menangis..
Aku tersungkur
dan Engkau tetap saja diam…
Aku melangkah dalam diam dan mengusik kediamanMu
namun Kau diam
Mahkota itu mengucurkan darahnya diam-diam
Dan Kau diam…membuatku terdiam
Mengapa Kau terus diam?
Mereka tak pernah diam melihatmu…
Mereka benci melihatMu diam…namun Kau menjadi bungkam
lalu mereka tak tinggal diam…
Tak ada kata yang mengalir…
Kita diam…
Engkau diam…
dan aku terdiam…
Dalam diam…
Hatiku memanggilMu…
tapi Kau diam…
seolah membiarkanku dihukum rajam…
Dalam diam
terciptalah sebuah paham antara Kau dan aku…
dalam diam…
23:41 – 06072011
Catatan kecil tentang tulisan ini...
Yap, tulisan kesekian yang bentuk kata-katanya unyu nih... hahahaa... Tulisan ini bukan murni buatan gue... tulisan ini muncul dari tulisan dan permenungan sahabat gue yang bikin gue gatel buat ngedit... Bukannya tulisannya ga bagus sih, cuma gue tiba2 greget aja pengen nulis dengan kata 'diam' ini.... Tapi, gue ga nyuri idenya dia secara diam-diam koook...minta ijin dulu sama simbah yang punya tulisan :) dan syukurlaah kalo dia ga marah tulisannya gue colong...hahahaa...
Tulisan ini mau gue sebut tulisan kolaborasi antara gue dan dia... karena kalo ga ada dia, gue ga akan terinspirasi nulis gini... dan kalo ga ada gue, ya ga ada lah tulisan seunyuuu ini...ahaahhahaahaha :)
eniwei, gue jadi seneng nulis nih... ada ide buku atau page bagus mengenai dunia tulis menulis? atau tulisan2 yang menginspirasi? gue mau dong... :)
Rabu, 29 Juni 2011
Telinga vs Mulut
02.32 pagi! ~versi jam lappie~
Wuhuu… di saat besok guw harus bertemu orang jam setengah 10 pagi, jam segini guw malah belom bisa tidur… Pake acara tidur 16 jam sih… -________-“ Entah apa yang membuat guw sedang produktif untuk menulis lagi… dan temanya kali ini ga berbau rohani… (bisa sih kalo disangkut pautin hhi…)
Kemaren guw mengikuti sebuah acara briefing gitu untuk kegiatan yang guw jalanin sekitar empat bulan ke depan… tapi, bukan guw yang debriefing… Kali ini, yang di-briefing adalah guru-guru dan guw ditugaskan di sana untuk menjadi pendamping kelompok… Sebagai tim yang baik, maka guw pun mendampingi guru-guru di sebuah batch yang harusnya guw damping (tapi, ternyata ga bisa… iyes!). Kelompok ini berisi guru-guru yang waktu itu guw samperin sekolahnya buat diassess, otomatis beberapa dari mereka sudah mengenal guw lebih dari cukup. Guw merasa grup ini akan jadi grup yang cukup asik, karena ada tiga orang guru muda yang menurut guw bisa jadi jiwa dari kelompok ini. Namuuun…sayangnyaaa… guw merasa sangat dikecewakan gitu… Guw pikir, sosok guru-guru ini harusnya bisa mendengarkan ketika ada fasilitator yang memberikan materi di depan sana… Atau mendengarkan ketika guw sebagai pendamping berusaha berbicara mengatasi kericuhan… Tapi yang guw dapatkan malah kebalikannya… dan guw seakan mendapat jawaban, “pantes aja murid lo ga ada yang bisa dengerin omongan lo… Role modelnya aja begini…”
Guw emosi? Iyaaa… super emosi… Masalahnya apa yang dijelasin sama si fasilitator ini menyangkut hidupnya si anak-anak yang akan berangkat ini… dan guru2 ini dengan cueknya malah saling ngobrol… Abis itu, mereka baru tuh nanya ama guw, “si fasil tadi ngejelasin apa ya, mbak?” Grrr… kok lo minta disiram air panas sih, pak? Selesai pertemuan, senior guw pun bilang, “Nya, kalo mau ketemu ama guru mah emang begitu… kudu doa dulu sepanjang malem biar dikasi kesabaran”. Terima kasih buat nasihat super telatnya, mas… -__________-“
Dari pengalaman ini, guw baru betul-betul menyadari pentingnya sesuatu bernama “mendengarkan” ini. Sepele banget memang… namun sayangnya, hal sepele ini biasa dilupakan orang… Kalo guw mau mengaitkan tulisan ini dengan tulisan sebelumnya tentang panggilan, mendengarkan adalah salah satu respon dalam panggilan itu… Siapapun yang memiliki telinga, hendaknya ia mendengarkan (kitab suci entah ayat berapa dan tahun berapa). Guw sendiri juga sering banget melupakan esensi dari mendengarkan, padahal itulah tujuannya Tuhan memberikan telinga yang lebih banyak daripada jumlah mulut. Tuhan mendesain manusia untuk mendengarkan lebih banyak, dan bahkan kalo manusia sadar, Tuhan menciptakan sebuah alat lain bernama hati nurani untuk mendengarkan.
Mendengarkan, lagi-lagi adalah sebuah kata yang sangat familiar dalam hidup manusia. Lewat mendengarkan, kita menjawab sebuah panggilan… Kita merespon apa yang diberikan oleh orang lain sebelum bertindak lebih banyak lagi. Kalo guw mengaitkan dengan tulisan guw sebelumnya, mendengarkan panggilan adalah langkah pertama sebelum guw menjawab suatu panggilan itu. Pertanyaannya, apakah Tuhan membisikkan secara langsung panggilan itu (Kalo iya, guw lari duluan deh…pingsan kalo perlu) ? Tentu gag… Makanya guw menulis bahwa hati juga diciptakan Tuhan untuk mendengarkan (selain untuk menawar racun dan disakiti orang #OUCH). Panggilan Tuhan dirasakan dan dijawab dengan hati… bagaimana dengan panggilan manusia?
Panggilan manusia menjadi suatu hal yang lebih nyata dan riil dalam hidup… Indra pendengaran menerima stimulus yang akhirnya nyampe ke otak manusia untuk diolah dan diterjemahkan sebagai “suatu pembicaraan yang patut dijawab”. Panggilan yang sepertinya lebih nyata ini aja semakin sering dijawab oleh manusia. Manusia cenderung lebih suka berbicara daripada mendengarkan… Padahal, mendengarkan itu sebenarnya kegiatan yang jauh lebih menyenangkan dan ga melelahkan, walaupun harus diakui cukup membosankan terkadang. Mendengarkan dapat memberikan inspirasi buat seseorang… mendengarkan dapat mengubah jalan hidup seseorang… mendengarkan menjadi suatu awal dari langkah manusia melakukan sesuatu… mendengarkan bisa menjadi salah satu treatment sederhana yang dibutuhkan orang lain yang sedang galau… mendengarkan bisa menolong orang lain tanpa mengeluarkan biaya… mendengarkan bahkan bisa bikin orang insomnia jadi tidur...hihiii.. dan seberapa banyak lo sudah mendengarkan orang hari ini?
Banyak orang yang sedang bercerita tidak mau diberikan nasihat… mereka hanya butuh didengarkan… Mereka meluapkan emosi mereka yang begitu luar biasa dan saya, sebagai subjek yang dimintai pertolongan, biasanya cukup mendengarkan. Cuma dengan itu, guw bisa membuat mereka lega dan tidak merasa dihakimi ataupun dinasihati… guw bisa menolong banyak orang hanya dengan kedua telinga guw.
Sayangnya, mendengarkan sekarang menjadi hal yang sulit buat manusia. Manusia seolah-olah sangat sering menutup telinganya untuk orang lain. Manusia bahkan sering sekali berbicara dan memberi nasihat padahal tidak dibutuhkan. Atau, manusia lebih senang untuk benar-benar tidak mendengarkan dan tidak peduli. Pernahkah lo mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh musisi jalanan? Pernahkah lo meluangkan waktu untuk mendengarkan liriknya? Lagu-lagu yang mereka ciptakan biasanya sangat sederhana, dengan kunci gitar seadanya, dan kata-kata yang apa adanya. Tapi mereka punya cerita dengan lagu-lagu itu… dan kalo mau tau, mereka banyak bercerita tentang mereka yang sengsara tinggal di negeri yang katanya kaya ini… Mungkin mereka berharap dengan cerita mereka lewat lagu ini nasib mereka berubah… Mungkin mereka berharap ada oknum pemerintah yang memahami kesulitan mereka… tapi, guw rasa usahanya belum bisa menumbuhkan hasil yang cukup… Kenapa? Karena kebanyakan rakyat Indonesia mendadak tuli hati dan telinga kalo omongannya menyangkut harta…hohohoo :)
Mendengarkan bukan hal sulit…tapi ga mudah juga…tapi bukan berarti ga bisa untuk dibiasakan dan dilakukan sehari-hari… Banyak omong bukan berarti kaya sama ilmu dan terlihat pintar, walaupun sedikit ngomong juga ga menunjukkan kalo kita cool sih… Jadi, gimana kalo mulai sekarang belajar untuk menyeimbangkan bicara dan mendengarkan? :)
Wuhuu… di saat besok guw harus bertemu orang jam setengah 10 pagi, jam segini guw malah belom bisa tidur… Pake acara tidur 16 jam sih… -________-“ Entah apa yang membuat guw sedang produktif untuk menulis lagi… dan temanya kali ini ga berbau rohani… (bisa sih kalo disangkut pautin hhi…)
Kemaren guw mengikuti sebuah acara briefing gitu untuk kegiatan yang guw jalanin sekitar empat bulan ke depan… tapi, bukan guw yang debriefing… Kali ini, yang di-briefing adalah guru-guru dan guw ditugaskan di sana untuk menjadi pendamping kelompok… Sebagai tim yang baik, maka guw pun mendampingi guru-guru di sebuah batch yang harusnya guw damping (tapi, ternyata ga bisa… iyes!). Kelompok ini berisi guru-guru yang waktu itu guw samperin sekolahnya buat diassess, otomatis beberapa dari mereka sudah mengenal guw lebih dari cukup. Guw merasa grup ini akan jadi grup yang cukup asik, karena ada tiga orang guru muda yang menurut guw bisa jadi jiwa dari kelompok ini. Namuuun…sayangnyaaa… guw merasa sangat dikecewakan gitu… Guw pikir, sosok guru-guru ini harusnya bisa mendengarkan ketika ada fasilitator yang memberikan materi di depan sana… Atau mendengarkan ketika guw sebagai pendamping berusaha berbicara mengatasi kericuhan… Tapi yang guw dapatkan malah kebalikannya… dan guw seakan mendapat jawaban, “pantes aja murid lo ga ada yang bisa dengerin omongan lo… Role modelnya aja begini…”
Guw emosi? Iyaaa… super emosi… Masalahnya apa yang dijelasin sama si fasilitator ini menyangkut hidupnya si anak-anak yang akan berangkat ini… dan guru2 ini dengan cueknya malah saling ngobrol… Abis itu, mereka baru tuh nanya ama guw, “si fasil tadi ngejelasin apa ya, mbak?” Grrr… kok lo minta disiram air panas sih, pak? Selesai pertemuan, senior guw pun bilang, “Nya, kalo mau ketemu ama guru mah emang begitu… kudu doa dulu sepanjang malem biar dikasi kesabaran”. Terima kasih buat nasihat super telatnya, mas… -__________-“
Dari pengalaman ini, guw baru betul-betul menyadari pentingnya sesuatu bernama “mendengarkan” ini. Sepele banget memang… namun sayangnya, hal sepele ini biasa dilupakan orang… Kalo guw mau mengaitkan tulisan ini dengan tulisan sebelumnya tentang panggilan, mendengarkan adalah salah satu respon dalam panggilan itu… Siapapun yang memiliki telinga, hendaknya ia mendengarkan (kitab suci entah ayat berapa dan tahun berapa). Guw sendiri juga sering banget melupakan esensi dari mendengarkan, padahal itulah tujuannya Tuhan memberikan telinga yang lebih banyak daripada jumlah mulut. Tuhan mendesain manusia untuk mendengarkan lebih banyak, dan bahkan kalo manusia sadar, Tuhan menciptakan sebuah alat lain bernama hati nurani untuk mendengarkan.
Mendengarkan, lagi-lagi adalah sebuah kata yang sangat familiar dalam hidup manusia. Lewat mendengarkan, kita menjawab sebuah panggilan… Kita merespon apa yang diberikan oleh orang lain sebelum bertindak lebih banyak lagi. Kalo guw mengaitkan dengan tulisan guw sebelumnya, mendengarkan panggilan adalah langkah pertama sebelum guw menjawab suatu panggilan itu. Pertanyaannya, apakah Tuhan membisikkan secara langsung panggilan itu (Kalo iya, guw lari duluan deh…pingsan kalo perlu) ? Tentu gag… Makanya guw menulis bahwa hati juga diciptakan Tuhan untuk mendengarkan (selain untuk menawar racun dan disakiti orang #OUCH). Panggilan Tuhan dirasakan dan dijawab dengan hati… bagaimana dengan panggilan manusia?
Panggilan manusia menjadi suatu hal yang lebih nyata dan riil dalam hidup… Indra pendengaran menerima stimulus yang akhirnya nyampe ke otak manusia untuk diolah dan diterjemahkan sebagai “suatu pembicaraan yang patut dijawab”. Panggilan yang sepertinya lebih nyata ini aja semakin sering dijawab oleh manusia. Manusia cenderung lebih suka berbicara daripada mendengarkan… Padahal, mendengarkan itu sebenarnya kegiatan yang jauh lebih menyenangkan dan ga melelahkan, walaupun harus diakui cukup membosankan terkadang. Mendengarkan dapat memberikan inspirasi buat seseorang… mendengarkan dapat mengubah jalan hidup seseorang… mendengarkan menjadi suatu awal dari langkah manusia melakukan sesuatu… mendengarkan bisa menjadi salah satu treatment sederhana yang dibutuhkan orang lain yang sedang galau… mendengarkan bisa menolong orang lain tanpa mengeluarkan biaya… mendengarkan bahkan bisa bikin orang insomnia jadi tidur...hihiii.. dan seberapa banyak lo sudah mendengarkan orang hari ini?
Banyak orang yang sedang bercerita tidak mau diberikan nasihat… mereka hanya butuh didengarkan… Mereka meluapkan emosi mereka yang begitu luar biasa dan saya, sebagai subjek yang dimintai pertolongan, biasanya cukup mendengarkan. Cuma dengan itu, guw bisa membuat mereka lega dan tidak merasa dihakimi ataupun dinasihati… guw bisa menolong banyak orang hanya dengan kedua telinga guw.
Sayangnya, mendengarkan sekarang menjadi hal yang sulit buat manusia. Manusia seolah-olah sangat sering menutup telinganya untuk orang lain. Manusia bahkan sering sekali berbicara dan memberi nasihat padahal tidak dibutuhkan. Atau, manusia lebih senang untuk benar-benar tidak mendengarkan dan tidak peduli. Pernahkah lo mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh musisi jalanan? Pernahkah lo meluangkan waktu untuk mendengarkan liriknya? Lagu-lagu yang mereka ciptakan biasanya sangat sederhana, dengan kunci gitar seadanya, dan kata-kata yang apa adanya. Tapi mereka punya cerita dengan lagu-lagu itu… dan kalo mau tau, mereka banyak bercerita tentang mereka yang sengsara tinggal di negeri yang katanya kaya ini… Mungkin mereka berharap dengan cerita mereka lewat lagu ini nasib mereka berubah… Mungkin mereka berharap ada oknum pemerintah yang memahami kesulitan mereka… tapi, guw rasa usahanya belum bisa menumbuhkan hasil yang cukup… Kenapa? Karena kebanyakan rakyat Indonesia mendadak tuli hati dan telinga kalo omongannya menyangkut harta…hohohoo :)
Mendengarkan bukan hal sulit…tapi ga mudah juga…tapi bukan berarti ga bisa untuk dibiasakan dan dilakukan sehari-hari… Banyak omong bukan berarti kaya sama ilmu dan terlihat pintar, walaupun sedikit ngomong juga ga menunjukkan kalo kita cool sih… Jadi, gimana kalo mulai sekarang belajar untuk menyeimbangkan bicara dan mendengarkan? :)
Senin, 27 Juni 2011
"When He Called You..."
Hari ini ujian semester empat guw berakhir (walaupun ga resmi, karena masih harus revisi paper eksperimen yang ciamik) dan hari ini guw merasakan asiknya senang-senang kembali bersama teman-teman guw… ihiy… asik abis… bercerita seru2an dan ngegosip (teteeepp deh…) bareng psikologi emang top tudemeks deh #kecuup
Entah mengapa, hari ini guw menanyakan sesuatu yang bikin temen guw galau… dan pertanyaan itu muncul begitu aja di benak guw, tanpa ada angin atau api… Pertanyaan ini membuat guw dan temen guw ini duduk lama di sebuah tempat dan malah sibuk bercerita… padahal tadinya kami berencana buat pulang bareng secepatnya, mau menikmati liburan tidak resmi habis UAS :D “Masih ada niat jadi pastor?”
Mulailah temen guw ini bercerita panjang lebar tentang hidupnya… tentang panggilannya… tentang dirinya… dan tentang semuanya… Super panjang dan super lebar (dan guw baru merasakan, guw merindukan saat-saat sharing gini bersama tim guw dulu…uoogh…miss u, guys!), tapi ga membosankan… Karena buat guw, panggilan adalah sesuatu yang ga pernah habis bisa dibicarakan dan diterapkan. Selalu ada pilihan dalam hidup, juga dalam sebuah panggilan… Menemukan sesuatu kata bernama KEGALAUAN itu sih pasti udah biasa dilewati. Pilihan panggilan buat dia, menurut guw cuma dua gitu… TUHAN atau WANITA… Hiahahaa… dan andai memilihnya semudah memilih jawaban di ujian abnormal kemaren… sabar ya, nak… #tepokpunggung
Hidup di dunia ini adalah sebuah panggilan… dan panggilan itu buat guw adalah suatu pilihan seorang manusia, walaupun terkadang menjadi sebuah pilihan yang tidak terhindari. Panggilan ternyata bukan hitam putih… Panggilan punya warnanya sendiri… Panggilan memang tidak terbatas menjadi seorang imam atau suster. Guw sendiri lebih memaknai panggilan guw sebagai tukang nyanyi di VOX dan nona seksi super sibuk di berbagai kegiatan kok… Hahahaha…
Dipanggil… Kata yang super sederhana… tapi punya makna dalam… Dipanggil berarti diajak untuk lebih dekat lagi dan dipanggil biasanya akan punya konsekuensi lain… Misalnya nih, dipanggil nyokap, jarang banget tuh ada yang dipanggil terus didiemin… Pasti ada sesuatu yang melatari panggilan ini, entah suruhan (“Ambilin itu dong”) atau sekedar sapaan (“Hei, apa kabar lo?). Dipanggil menjadi sebuah kata yang sangat familiar dan selalu guw temukan tiap hari… dari orang yang berbeda dengan maksud dan makna yang berbeda pula.
Setiap hari, harusnya kita dipanggil Tuhan… disapa Tuhan lewat sekitar kita, entah apapun itu. Kita dipanggil Tuhan dan dijadikan duta besar surgawi buat dunia… Buat menjadikan dunia sebagai cermin surgawi (sumpah ya, ini kaya guw gabungin lagu-lagu rohani gitu..haha) dan terkadang panggilan Tuhan menjadi super special pake telor di hidup kita… Untuk selanjutnya, guw akan lebih membahas mengenai panggilan hidup menggereja, khususnya membiara. Guw senang mendengarkan teman-teman frater guw menceritakan perjalanan panggilannya. Buat guw, mendengarkan mereka bercerita seperti memperluas pengetahuan guw dan kaya mendapat cerita kalo Tuhan memanggil orang dengan cara berbeda-beda…
Salah satu teman guw yang cukup dekat, bercerita tentang awal mula panggilannya yang mirip sama kasus “niat.mengantar.casting.malah.jadi.artis” ahahaha… Itu super lucu buat guw… Karena guw pikir cerita casting cuma ada buat para pemain film, tapi toh ternyata terjadi di dunia panggilan… dan syukurlah si kebetulan ini tetap membuatnya bertahan di seminari sampai sekarang (dan selama-lamanya!AMIN! nyahahaha).
Yang satu lagi, kaya udah disumpahin gitu jadi frater sama temen-temen misdinarnya… Cuma karena belom yakin, jadinya complicated (makanya jangan maenan api, cuy!hahaha…) Tapi sepengetahuan guw, doi bakal melanjutkan panggilan ini… langgeng yaa ama seminarinya…hihi…
Yang satu lagi yang lebih galau dan random… katanya sedang berusaha memurnikan panggilannya… tapi, sekarang galau dan random tudemeks… di satu sisi, super sayang sama cewenya… di sisi lain menemukan kekosongan yang katanya (kalo ga salah) cuma bisa diisi oleh panggilan itu… Terus apa yang bisa dilakukan? Bukan guw yang tau… Cuma dia dan kebijaksanaan Tuhan yang tau… apapun itu, guw tetap teman lo, mas :D qiqiqiqi…
Banyak orang merasa tidak pantas mendapatkan sebuah panggilan… Salah satu teman guw bilang, “guw udah kaya kebanyakan dosa gitu nih… guw tau sih dosa menghujat Roh Kudus itu paling ga bisa diampunin… tapi, kaya guw udah ga ngerasa suci lagi di hadapan Tuhan, walaupun guw ga ternodai… (anonymous, 2011)” Dosa yang dibuat sama temen guw ini sebenarnya ga berat… yaaah, godaan anak muda lah… tapi buat guw, Tuhan ga milih-milih orang buat dipanggil… Tuhan ga peduli dosa lo berat kaya tronton atau gajah… Tuhan tahu hati lo… Bukankah Dia juga diutus untuk orang-orang berdosa… Banyak orang suci yang kaya banyak dosa gitu kok… (btw, guw ga menganjurkan kalian jadi bikin dosa sih…sumpah!)
Panggilan Tuhan buat guw sendiri, guw maknai sebagai sesuatu yang luar biasa… Guw dipanggil Tuhan dan dijadikan alatNya yang bisa nyebar dimana-mana… (makasih Tuhan buat talentanya… You’re AWESOME!) Urusan layak ga layak, pantas ga pantas, lanjut ga lanjut, Cuma Tuhan yang tau… Dipanggil Tuhan adalah anugerah yang ga bisa digantiin oleh apapun… Guw percaya bahwa salah satu bentuk cinta Tuhan buat guw ya lewat panggilan ini… (ga berarti guw mau jadi suster yaaa…!) dan tugas guw seperti mengembalikan apa yang guw miliki buat Dia yang udah memberikan hidup… Apapun cara Tuhan memanggil kamu, jawablah “Ya” dan temukan kebahagiaanmu disana (vpsds,2011). JalanNya mungkin ga lurus, mungkin akan ada batu, tapi Tuhan selalu ada 24/7 buat kamu.
Selamat dipanggil… Tuhan berkati :) :)
Entah mengapa, hari ini guw menanyakan sesuatu yang bikin temen guw galau… dan pertanyaan itu muncul begitu aja di benak guw, tanpa ada angin atau api… Pertanyaan ini membuat guw dan temen guw ini duduk lama di sebuah tempat dan malah sibuk bercerita… padahal tadinya kami berencana buat pulang bareng secepatnya, mau menikmati liburan tidak resmi habis UAS :D “Masih ada niat jadi pastor?”
Mulailah temen guw ini bercerita panjang lebar tentang hidupnya… tentang panggilannya… tentang dirinya… dan tentang semuanya… Super panjang dan super lebar (dan guw baru merasakan, guw merindukan saat-saat sharing gini bersama tim guw dulu…uoogh…miss u, guys!), tapi ga membosankan… Karena buat guw, panggilan adalah sesuatu yang ga pernah habis bisa dibicarakan dan diterapkan. Selalu ada pilihan dalam hidup, juga dalam sebuah panggilan… Menemukan sesuatu kata bernama KEGALAUAN itu sih pasti udah biasa dilewati. Pilihan panggilan buat dia, menurut guw cuma dua gitu… TUHAN atau WANITA… Hiahahaa… dan andai memilihnya semudah memilih jawaban di ujian abnormal kemaren… sabar ya, nak… #tepokpunggung
Hidup di dunia ini adalah sebuah panggilan… dan panggilan itu buat guw adalah suatu pilihan seorang manusia, walaupun terkadang menjadi sebuah pilihan yang tidak terhindari. Panggilan ternyata bukan hitam putih… Panggilan punya warnanya sendiri… Panggilan memang tidak terbatas menjadi seorang imam atau suster. Guw sendiri lebih memaknai panggilan guw sebagai tukang nyanyi di VOX dan nona seksi super sibuk di berbagai kegiatan kok… Hahahaha…
Dipanggil… Kata yang super sederhana… tapi punya makna dalam… Dipanggil berarti diajak untuk lebih dekat lagi dan dipanggil biasanya akan punya konsekuensi lain… Misalnya nih, dipanggil nyokap, jarang banget tuh ada yang dipanggil terus didiemin… Pasti ada sesuatu yang melatari panggilan ini, entah suruhan (“Ambilin itu dong”) atau sekedar sapaan (“Hei, apa kabar lo?). Dipanggil menjadi sebuah kata yang sangat familiar dan selalu guw temukan tiap hari… dari orang yang berbeda dengan maksud dan makna yang berbeda pula.
Setiap hari, harusnya kita dipanggil Tuhan… disapa Tuhan lewat sekitar kita, entah apapun itu. Kita dipanggil Tuhan dan dijadikan duta besar surgawi buat dunia… Buat menjadikan dunia sebagai cermin surgawi (sumpah ya, ini kaya guw gabungin lagu-lagu rohani gitu..haha) dan terkadang panggilan Tuhan menjadi super special pake telor di hidup kita… Untuk selanjutnya, guw akan lebih membahas mengenai panggilan hidup menggereja, khususnya membiara. Guw senang mendengarkan teman-teman frater guw menceritakan perjalanan panggilannya. Buat guw, mendengarkan mereka bercerita seperti memperluas pengetahuan guw dan kaya mendapat cerita kalo Tuhan memanggil orang dengan cara berbeda-beda…
Salah satu teman guw yang cukup dekat, bercerita tentang awal mula panggilannya yang mirip sama kasus “niat.mengantar.casting.malah.jadi.artis” ahahaha… Itu super lucu buat guw… Karena guw pikir cerita casting cuma ada buat para pemain film, tapi toh ternyata terjadi di dunia panggilan… dan syukurlah si kebetulan ini tetap membuatnya bertahan di seminari sampai sekarang (dan selama-lamanya!AMIN! nyahahaha).
Yang satu lagi, kaya udah disumpahin gitu jadi frater sama temen-temen misdinarnya… Cuma karena belom yakin, jadinya complicated (makanya jangan maenan api, cuy!hahaha…) Tapi sepengetahuan guw, doi bakal melanjutkan panggilan ini… langgeng yaa ama seminarinya…hihi…
Yang satu lagi yang lebih galau dan random… katanya sedang berusaha memurnikan panggilannya… tapi, sekarang galau dan random tudemeks… di satu sisi, super sayang sama cewenya… di sisi lain menemukan kekosongan yang katanya (kalo ga salah) cuma bisa diisi oleh panggilan itu… Terus apa yang bisa dilakukan? Bukan guw yang tau… Cuma dia dan kebijaksanaan Tuhan yang tau… apapun itu, guw tetap teman lo, mas :D qiqiqiqi…
Banyak orang merasa tidak pantas mendapatkan sebuah panggilan… Salah satu teman guw bilang, “guw udah kaya kebanyakan dosa gitu nih… guw tau sih dosa menghujat Roh Kudus itu paling ga bisa diampunin… tapi, kaya guw udah ga ngerasa suci lagi di hadapan Tuhan, walaupun guw ga ternodai… (anonymous, 2011)” Dosa yang dibuat sama temen guw ini sebenarnya ga berat… yaaah, godaan anak muda lah… tapi buat guw, Tuhan ga milih-milih orang buat dipanggil… Tuhan ga peduli dosa lo berat kaya tronton atau gajah… Tuhan tahu hati lo… Bukankah Dia juga diutus untuk orang-orang berdosa… Banyak orang suci yang kaya banyak dosa gitu kok… (btw, guw ga menganjurkan kalian jadi bikin dosa sih…sumpah!)
Panggilan Tuhan buat guw sendiri, guw maknai sebagai sesuatu yang luar biasa… Guw dipanggil Tuhan dan dijadikan alatNya yang bisa nyebar dimana-mana… (makasih Tuhan buat talentanya… You’re AWESOME!) Urusan layak ga layak, pantas ga pantas, lanjut ga lanjut, Cuma Tuhan yang tau… Dipanggil Tuhan adalah anugerah yang ga bisa digantiin oleh apapun… Guw percaya bahwa salah satu bentuk cinta Tuhan buat guw ya lewat panggilan ini… (ga berarti guw mau jadi suster yaaa…!) dan tugas guw seperti mengembalikan apa yang guw miliki buat Dia yang udah memberikan hidup… Apapun cara Tuhan memanggil kamu, jawablah “Ya” dan temukan kebahagiaanmu disana (vpsds,2011). JalanNya mungkin ga lurus, mungkin akan ada batu, tapi Tuhan selalu ada 24/7 buat kamu.
Selamat dipanggil… Tuhan berkati :) :)
Kamis, 28 April 2011
dua bulan yang menakjubkan :)
dua bulan berlalu...bersama kalian...
tahukah kalian...ketika pertama kali menjalani tugas ini bersama kalian...muncul banyak ketakutan yang berlomba-lomba hadir dalam pikiran... Mampu ga saya mendistribusikan dengan adil dan beres? Mampu ga saya mengimbangi kalian? Mampu ga kalian mengimbangi saya? Terlalu banyak pikiran itu... dan saya berusaha menepis semuanya..
ketika pertama kali, saya mengambil sebuah keputusan yang menurut saya FREAK dalam hidup saya, pernah ada pertanyaan yang mengusik... "eh, nya.. lu mau buat ide gila apa lagi? Lu mampu ga? Yakin ga sama keputusan lu?" sempet mikir untuk mundur dan mikir... "apa ga usah aja yaaa.." tapi akhirnya saya memantapkan diri untuk menjawab "Iya, TUHAN akan bantu saya mengatasi ketakutan yang bahkan belom saya tau bentuknya kaya apa"
Tugas perdana gw..bahkan dari kami bertujuh, hanya ada lima orang... Makin takut deh saya...bisa ga yah, saya sempet berkumpul sama keenam orang lainnya? Takut..galau...ngeri...dan lain lain deh yaa pokoknya... Ketakutannya semakin bertambah ketika kalo rapat ngaret..latian tetep aja dikit...alamaaaak jaaann...bisa ga project saya berhasil...? Tapi, entah saya dapet kekuatan dari mana...maka saya bisa berjalan sampai dua bulan ini...
Dua bulan...
masa balita ini...
saya ingin menyentuh sebuah paduan suara bernama VOX Alberti dengan hati saya...
dan saya senang...ada banyak tanggapan dari orang banyak... memang bukan buat pribadi gw..tapi untuk holistik liturgia...tapi saya tetep bangga dengan semuanya...
dua bulan berlalu, begitu banyak hal yang sudah dan belum saya lakukan...tapi saya berjanji akan menyelesaikan semua tugas dan impian saya tepat pada waktunya... at least, impian jangka pendek saya...
Tika...Melan,
makasih yaa dua bulan ini udah jadi manusia sabar buat ngadepin ketua yang cerewetnya tudemeks...terima kasih untuk mau belajar dan melayani dengan suara kalian yang ciamik..
Wenny... Victoria
makasiiii buat dua bulan yang *semoga belom* memuakkan karena bolak balik harus jarkom n ngabisin pulsa...masiii banyak tugas kalian di sekian bulan ke depan :D
Hans..Stephanie
Makasiii buat dua bulan yang pasti sangat melelahkan dan menyebalkan karena harus angkut-angkut barang banyak...hehehe...partitur masih menunggu untuk dirapikan kembali...
Terima kasih untuk semua yang udah membantu VOX selama dua bulan ini...masih banyak banget tugas yang harus dikerjakan...seperti kata kokoh Widhi..telur paskah sudah pecah...telur2 lain masih menunggu...dan saya percaya, kalo kita bisa melakukan semuanya minimal sebaik yang pernah kita lakukan dulu...
Mari berjuang untuk FESPARAWI...urusan menang atau kalah..belakangan deh yaa...yang penting kita udah menunjukkan kalo kita eksis dan bisa melayani Tuhan dengan apa yang kita miliki :)
vox MUSIC
~Make U Sing In Christ~
tahukah kalian...ketika pertama kali menjalani tugas ini bersama kalian...muncul banyak ketakutan yang berlomba-lomba hadir dalam pikiran... Mampu ga saya mendistribusikan dengan adil dan beres? Mampu ga saya mengimbangi kalian? Mampu ga kalian mengimbangi saya? Terlalu banyak pikiran itu... dan saya berusaha menepis semuanya..
ketika pertama kali, saya mengambil sebuah keputusan yang menurut saya FREAK dalam hidup saya, pernah ada pertanyaan yang mengusik... "eh, nya.. lu mau buat ide gila apa lagi? Lu mampu ga? Yakin ga sama keputusan lu?" sempet mikir untuk mundur dan mikir... "apa ga usah aja yaaa.." tapi akhirnya saya memantapkan diri untuk menjawab "Iya, TUHAN akan bantu saya mengatasi ketakutan yang bahkan belom saya tau bentuknya kaya apa"
Tugas perdana gw..bahkan dari kami bertujuh, hanya ada lima orang... Makin takut deh saya...bisa ga yah, saya sempet berkumpul sama keenam orang lainnya? Takut..galau...ngeri...dan lain lain deh yaa pokoknya... Ketakutannya semakin bertambah ketika kalo rapat ngaret..latian tetep aja dikit...alamaaaak jaaann...bisa ga project saya berhasil...? Tapi, entah saya dapet kekuatan dari mana...maka saya bisa berjalan sampai dua bulan ini...
Dua bulan...
masa balita ini...
saya ingin menyentuh sebuah paduan suara bernama VOX Alberti dengan hati saya...
dan saya senang...ada banyak tanggapan dari orang banyak... memang bukan buat pribadi gw..tapi untuk holistik liturgia...tapi saya tetep bangga dengan semuanya...
dua bulan berlalu, begitu banyak hal yang sudah dan belum saya lakukan...tapi saya berjanji akan menyelesaikan semua tugas dan impian saya tepat pada waktunya... at least, impian jangka pendek saya...
Tika...Melan,
makasih yaa dua bulan ini udah jadi manusia sabar buat ngadepin ketua yang cerewetnya tudemeks...terima kasih untuk mau belajar dan melayani dengan suara kalian yang ciamik..
Wenny... Victoria
makasiiii buat dua bulan yang *semoga belom* memuakkan karena bolak balik harus jarkom n ngabisin pulsa...masiii banyak tugas kalian di sekian bulan ke depan :D
Hans..Stephanie
Makasiii buat dua bulan yang pasti sangat melelahkan dan menyebalkan karena harus angkut-angkut barang banyak...hehehe...partitur masih menunggu untuk dirapikan kembali...
Terima kasih untuk semua yang udah membantu VOX selama dua bulan ini...masih banyak banget tugas yang harus dikerjakan...seperti kata kokoh Widhi..telur paskah sudah pecah...telur2 lain masih menunggu...dan saya percaya, kalo kita bisa melakukan semuanya minimal sebaik yang pernah kita lakukan dulu...
Mari berjuang untuk FESPARAWI...urusan menang atau kalah..belakangan deh yaa...yang penting kita udah menunjukkan kalo kita eksis dan bisa melayani Tuhan dengan apa yang kita miliki :)
vox MUSIC
~Make U Sing In Christ~
Minggu, 09 Januari 2011
Akulah Bintang-Nya
Judul tulisan kali ini guw ambil dari renungan yang dibawain bokap guw sendiri di natalan misdinar Klara siang tadi… Sebelum ingatan guw melupakannya, maka guw akan mencoba menuliskan renungannya dengan cara guw sendiri… Semoga ga ada makna yang berubah… Enjoy :)
Renungan ini, seperti biasa diawali dengan pertanyaan, “Apa kabar?” yang dijawab dengan “Luar biasa!!!” Ketika ditanya kembali, kenapa luar biasa, malah pada bengong…aishh…dasar bocah misdinar… hahhaaa… Jawaban yang keluar: “Karena kita berkumpul di sini…”, “Karena kita anak Tuhan”, daaann “Karena kita punya Tuhan yang luar biasa, maka kita juga luar biasa…kan kita anaknya” jawaban logis!!! Hahahaha…
Jawaban yang lebih tepat sebenarnya seperti ini, kenapa kita luar biasa? Karena kita yang dipilih Allah untuk berada di tempat ini… dibimbing Roh Kudus ke kapel dan ikut acara natalan mendadak ala pembimbing misdinar… :D
Berhubung ini adalah acara Natal, maka dibahaslah semua yang berhubungan dengan Natal… Siapa saja peran-peran yang ikut serta ambil dalam Natal? Maria… Yosep… Bayi Yesus (tentunyaa…)… Para gembala… Malaikat… Orang majus… dan satu yang sering terlupakan… BINTANG. Semua punya peran penting di dalam kelahiranNya… dan semua punya keterkaitan dengan tugas kami sebagai misdinar… Orang pertama yang berperan besar dalam Natal adalah bunda Maria dan Santo Yoseph… Kedua orang ini menjadi orang-orang yang muncul sebagai tokoh yang patuh… Dari sekian banyak cewe cantik di zaman sana….dari sekian banyak cowo ganteng di abad itu… Maria dan Yoseplah yang dipilih Tuhan… analoginya… dari sekian banyak anak muda yang ada di Paroki, kami inilah yang dipanggil dan dipilih Tuhan sendiri untuk jadi orang-orang yang paling dekat denganNya… Ga semua orang boleh melayani Tuhan sendiri dan kami termasuk orang yang boleh… Proud!
Siapa yang jadi para majus? Para umat! Kenapa begitu? Karena mereka adalah pencari Tuhan dalam ekaristi… Mereka datang dari mana saja dan membawa persembahan mereka untuk mencari Tuhan… dan apakah mereka bisa menemukan Tuhannya jika kita yang notabene adalah orang paling gampang diliat di altar bersikap grasak-grusuk dan ga khidmat?
Siapa yang jadi bintang? Kita..! MISDINAR…! Kenapa begitu? Karena dengan terang kita sendiri, kita menghantar umat untuk masuk ke dalam keheningan… Banyak orang yang bilang, kalo misa tanpa misdinar rasanya kaya malam tanpa bintang… *to be continue..tidur dulu...hhw..*
Renungan ini, seperti biasa diawali dengan pertanyaan, “Apa kabar?” yang dijawab dengan “Luar biasa!!!” Ketika ditanya kembali, kenapa luar biasa, malah pada bengong…aishh…dasar bocah misdinar… hahhaaa… Jawaban yang keluar: “Karena kita berkumpul di sini…”, “Karena kita anak Tuhan”, daaann “Karena kita punya Tuhan yang luar biasa, maka kita juga luar biasa…kan kita anaknya” jawaban logis!!! Hahahaha…
Jawaban yang lebih tepat sebenarnya seperti ini, kenapa kita luar biasa? Karena kita yang dipilih Allah untuk berada di tempat ini… dibimbing Roh Kudus ke kapel dan ikut acara natalan mendadak ala pembimbing misdinar… :D
Berhubung ini adalah acara Natal, maka dibahaslah semua yang berhubungan dengan Natal… Siapa saja peran-peran yang ikut serta ambil dalam Natal? Maria… Yosep… Bayi Yesus (tentunyaa…)… Para gembala… Malaikat… Orang majus… dan satu yang sering terlupakan… BINTANG. Semua punya peran penting di dalam kelahiranNya… dan semua punya keterkaitan dengan tugas kami sebagai misdinar… Orang pertama yang berperan besar dalam Natal adalah bunda Maria dan Santo Yoseph… Kedua orang ini menjadi orang-orang yang muncul sebagai tokoh yang patuh… Dari sekian banyak cewe cantik di zaman sana….dari sekian banyak cowo ganteng di abad itu… Maria dan Yoseplah yang dipilih Tuhan… analoginya… dari sekian banyak anak muda yang ada di Paroki, kami inilah yang dipanggil dan dipilih Tuhan sendiri untuk jadi orang-orang yang paling dekat denganNya… Ga semua orang boleh melayani Tuhan sendiri dan kami termasuk orang yang boleh… Proud!
Siapa yang jadi para majus? Para umat! Kenapa begitu? Karena mereka adalah pencari Tuhan dalam ekaristi… Mereka datang dari mana saja dan membawa persembahan mereka untuk mencari Tuhan… dan apakah mereka bisa menemukan Tuhannya jika kita yang notabene adalah orang paling gampang diliat di altar bersikap grasak-grusuk dan ga khidmat?
Siapa yang jadi bintang? Kita..! MISDINAR…! Kenapa begitu? Karena dengan terang kita sendiri, kita menghantar umat untuk masuk ke dalam keheningan… Banyak orang yang bilang, kalo misa tanpa misdinar rasanya kaya malam tanpa bintang… *to be continue..tidur dulu...hhw..*
Sabtu, 01 Januari 2011
Manusia Kembang Api...
Hari pertama tahun baru…subuh pertama di tahun 2011… Entah kenapa, rasa ingin menulis guw lagi muncul lagi… 31 Desember 2010, hambar setengah mati hidup guw… Guw menghabiskan 15 jam buat tidur…gyahahahaaa…Kaya orang punya masa depan suram…qiqiqiqi…
Satu hari penuh guw ga ngapa-ngapain selain makan dan tidur… Berasa banget jadi anak babi…Terus akhirnya guw berangkat ke gereja diiringi dengan kebawelan oma… tadaaa, guw telaat *nyaris ajaaa* dan ga jadi tugas lektor dehh…huhuuu… Akhirnya guw nyerobot tugas jaga dupanya anak-anak guw…sambil menjadi pewarta kabar yang bikin shock anak-anak…hahahaaaa… :) Pulang ke rumah, setelah ncong curhat colongan sambil nangis-nangis *hugg ncongg huuugg…*
Waktu jarum jam semakin dekat ke angka 12, bukannya guw berdoa, guw malah sibuk bantuin nyokap guw masangin stiker di plastik buat cokelat. Guw sibuk chatting sama rocky yang pertama kali nanya “Nyaa, inget setaun lalu gak?” FYI, taun lalu guw taun baruan di jalan gara2 nganterin Rocky pulang ke rumahnya yang macetnya semapun-ampunan… Dan dimulailah percakapan dua manusia galau yang ditinggal pacar masing-masing. Nyaris jam 12, guw naik ke loteng rumah guw, dan ngeliatin kembang api yang nyala terang banget tapi berisiknya bikin omaigot. Guw nanya ke Rocky, “Ky, ga keluar liat kembang api? Lumayan buat ngobatin perasaan galau…” Kata Rocky, “Yaah, nyaa… Kembang api tiap taun mah begitu-begitu aja… Ga ada perubahannya.” Guw manggut-manggut.
Yeah, kembang api yang sama di setiap tahunnya. Corak yang sama, di jam yang sama, dengan orang yang sama ketika menyalakan kembang api mereka *guw sih taruhan, orangnya bakalan itu lagi-itu lagi* yang berbeda hanyalah digit angka yang berganti… Ketika guw melihat kembang api itu, guw pun berpikir banyak. Guw memang bukan filsuf, tapi guw kadang suka berpikir nakal dan lebih mendalam ketika melihat sesuatu. Misalnya kembang api ini. Satu hal yang terlintas di pikiran guw, guw inget banget dulu ada yang bilang kalau ornamen natal atau valentine itu hanya akal-akalan kaum yang bisa melihat celah bagaimana mencari uang dan diproteslah habis-habisan. Lalu bagaimana dengan petasan, kembang api, jagung, dan lain-lain juga? Bukannya sama? Kenapa ga diprotes?
Kembang api yang sama… Yang selalu guw lihat dari atap rumah setiap tanggal 31 Desember malam setiap tahun… Terangnya seakan mengingatkan guw… Apakah guw selama tahun ini menjadi pribadi yang sama dengan guw di tahun sebelumnya? Persis seperti kembang api… Terangnya sama, waktunya sama, bentuknya sama… Apakah guw, yang adalah makhluk hidup, sama-sama tidak berkembangnya seperti kembang api yang adalah benda mati? Setiap orang punya resolusi dan harapan baru di tahun yang baru dan setiap orang juga punya kesempatan yang sama…365 hari kalender *atau mungkin lebih cepat, karena udah dipanggil duluan* untuk mewujudkan semuanya, memenuhi resolusinya. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang berhasil mewujudkan, at least, 50% dari apa yang kita rencanakan? Berapa banyak yang berubah?dan kenapa?
Guw bukan tipikal orang yang seneng bikin resolusi di awal tahun. Resolusi guw cukup sederhana, jadi lebih baik di tahun 2011. Udah itu doang… Buat guw, hidup udah cukup ribet, dan jangan dibikin ribet lagi dengan membuat resolusi yang belom tentu bisa guw penuhin *jangankan dipenuhin, mungkin inget aja udah susah…hahaha*. Tentu saja, guw tidak mau menjadi manusia kembang api…
Menjadi kembang api memang indah… membuat langit yang cerah ceria semalam menjadi semakin lebih menarik untuk dipandang… Tapi kembang api cuma muncul sekejap, indahnya menjadi hitungan detik, lalu hilang… Meninggalkan langit jadi hitam lagi, jadi sepi lagi… Dan guw ga mau menjadi kembang api itu… Karena berarti guw menjadi manusia yang stabil dan tidak berubah…Karena berarti guw menjadi orang yang meninggalkan kesan di hati orang tapi cuma sekejap… Guw ga mau menjadi seperti itu… Guw ingin menjadi manusia yang move on dan bisa meninggalkan kesan yang bagus dan tahan lama di hati orang.
Weeeii, akhirnya guw ga bisa konsentrasi untuk melanjutkan tulisan guw… Di rumah sakit ternyata berisiknya unyu.unyu banget yeee… Baiklah..semoga tulisan ini menjadi pembuka jalan otak guw untuk tetap menulis di tahun 2011 ini… Selamat tahun baru semuanya… Semoga tahun 2011 bisa dikalahkan dengan semangat dan kebersamaan kita… God Bless U all..
Ayo semangat hadapi 2011!!!
*kecupsayang..Muaaachh*
Satu hari penuh guw ga ngapa-ngapain selain makan dan tidur… Berasa banget jadi anak babi…Terus akhirnya guw berangkat ke gereja diiringi dengan kebawelan oma… tadaaa, guw telaat *nyaris ajaaa* dan ga jadi tugas lektor dehh…huhuuu… Akhirnya guw nyerobot tugas jaga dupanya anak-anak guw…sambil menjadi pewarta kabar yang bikin shock anak-anak…hahahaaaa… :) Pulang ke rumah, setelah ncong curhat colongan sambil nangis-nangis *hugg ncongg huuugg…*
Waktu jarum jam semakin dekat ke angka 12, bukannya guw berdoa, guw malah sibuk bantuin nyokap guw masangin stiker di plastik buat cokelat. Guw sibuk chatting sama rocky yang pertama kali nanya “Nyaa, inget setaun lalu gak?” FYI, taun lalu guw taun baruan di jalan gara2 nganterin Rocky pulang ke rumahnya yang macetnya semapun-ampunan… Dan dimulailah percakapan dua manusia galau yang ditinggal pacar masing-masing. Nyaris jam 12, guw naik ke loteng rumah guw, dan ngeliatin kembang api yang nyala terang banget tapi berisiknya bikin omaigot. Guw nanya ke Rocky, “Ky, ga keluar liat kembang api? Lumayan buat ngobatin perasaan galau…” Kata Rocky, “Yaah, nyaa… Kembang api tiap taun mah begitu-begitu aja… Ga ada perubahannya.” Guw manggut-manggut.
Yeah, kembang api yang sama di setiap tahunnya. Corak yang sama, di jam yang sama, dengan orang yang sama ketika menyalakan kembang api mereka *guw sih taruhan, orangnya bakalan itu lagi-itu lagi* yang berbeda hanyalah digit angka yang berganti… Ketika guw melihat kembang api itu, guw pun berpikir banyak. Guw memang bukan filsuf, tapi guw kadang suka berpikir nakal dan lebih mendalam ketika melihat sesuatu. Misalnya kembang api ini. Satu hal yang terlintas di pikiran guw, guw inget banget dulu ada yang bilang kalau ornamen natal atau valentine itu hanya akal-akalan kaum yang bisa melihat celah bagaimana mencari uang dan diproteslah habis-habisan. Lalu bagaimana dengan petasan, kembang api, jagung, dan lain-lain juga? Bukannya sama? Kenapa ga diprotes?
Kembang api yang sama… Yang selalu guw lihat dari atap rumah setiap tanggal 31 Desember malam setiap tahun… Terangnya seakan mengingatkan guw… Apakah guw selama tahun ini menjadi pribadi yang sama dengan guw di tahun sebelumnya? Persis seperti kembang api… Terangnya sama, waktunya sama, bentuknya sama… Apakah guw, yang adalah makhluk hidup, sama-sama tidak berkembangnya seperti kembang api yang adalah benda mati? Setiap orang punya resolusi dan harapan baru di tahun yang baru dan setiap orang juga punya kesempatan yang sama…365 hari kalender *atau mungkin lebih cepat, karena udah dipanggil duluan* untuk mewujudkan semuanya, memenuhi resolusinya. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang berhasil mewujudkan, at least, 50% dari apa yang kita rencanakan? Berapa banyak yang berubah?dan kenapa?
Guw bukan tipikal orang yang seneng bikin resolusi di awal tahun. Resolusi guw cukup sederhana, jadi lebih baik di tahun 2011. Udah itu doang… Buat guw, hidup udah cukup ribet, dan jangan dibikin ribet lagi dengan membuat resolusi yang belom tentu bisa guw penuhin *jangankan dipenuhin, mungkin inget aja udah susah…hahaha*. Tentu saja, guw tidak mau menjadi manusia kembang api…
Menjadi kembang api memang indah… membuat langit yang cerah ceria semalam menjadi semakin lebih menarik untuk dipandang… Tapi kembang api cuma muncul sekejap, indahnya menjadi hitungan detik, lalu hilang… Meninggalkan langit jadi hitam lagi, jadi sepi lagi… Dan guw ga mau menjadi kembang api itu… Karena berarti guw menjadi manusia yang stabil dan tidak berubah…Karena berarti guw menjadi orang yang meninggalkan kesan di hati orang tapi cuma sekejap… Guw ga mau menjadi seperti itu… Guw ingin menjadi manusia yang move on dan bisa meninggalkan kesan yang bagus dan tahan lama di hati orang.
Weeeii, akhirnya guw ga bisa konsentrasi untuk melanjutkan tulisan guw… Di rumah sakit ternyata berisiknya unyu.unyu banget yeee… Baiklah..semoga tulisan ini menjadi pembuka jalan otak guw untuk tetap menulis di tahun 2011 ini… Selamat tahun baru semuanya… Semoga tahun 2011 bisa dikalahkan dengan semangat dan kebersamaan kita… God Bless U all..
Ayo semangat hadapi 2011!!!
*kecupsayang..Muaaachh*
Langganan:
Postingan (Atom)