Apa yang membuat suatu kepanitiaan atau kepengurusan menjadi erat dan solid?
Buat saya, salah satu alasannya adalah rasa memiliki.
Apa maksudnya?
Berdasarkan pengalaman saya, menjadi anggota panitia ataupun pengurus suatu organisasi adalah hal yang mudah. Menjadi sulit ketika kita merasa tidak nyaman dan ingin keluar. Saya sendiri, sudah berapa kali keluar masuk organisasi tertentu. Yang terakhir saya tinggalkan ini karena saya sudah sangat tidak nyaman, walaupun sampai saat ini move on aja belom. wkwkwk.
Buat saya, menjadi pengurus atau panitia berarti saya menjadikan mereka salah satu prioritas hidup saya. Sesibuk apapun saya dengan tugas kuliah atau tugas kepanitiaan lainnya, si organisasi/panitia ini akan tetap ada dalam skala saya. Saya akan menyapa mereka walaupun kadang jadi basa-basi ga penting atau cuma ngobrol bego dan kirim-kiriman stiker LINE. Karena sebenarnya, ketika saya mengobrol dengan mereka, ada rasa nyaman yang saya temukan. Tugas-tugas organisasi memang melelahkan, tapi ketika kamu menemukan orang-orang yang nyambung dan menyahut obrolan kamu, terkadang rasa lelah malah hilang dan kamu malah menemukan semangat untuk bekerja lagi setelah ngobrol. Paling enggak, itu yang saya rasakan sama 'keluarga' saya sekarang ini. Ketika kamu berhubungan dengan orang-orang ini, secara langsung kamu menciptakan koneksi tidak terlihat. Kamu menciptakan kenyamanan kamu. Menciptakan sebuah rumah dengan sofa empuk dan teh manis hangat karena kamu punya teman-teman yang manis dan menyenangkan, dengan cara mereka masing-masing.
Perjalanan suatu organisasi kadang memang tak sampai ke ujung. Karena kita ga pernah tau dimana ujungnya, mari menikmati perjalanan itu.
Di awal pertemuan, mungkin kita tidak mengenal satu sama lain. Atas suratan takdir, maka kita duduk bersama di sebuah rapat pleno perdana. Saya dari seksi A, kamu dari seksi B, si Anu korbid seksi D. Kita semua berbeda, tapi kita semua punya satu misi. Menjalankan kapal besar kita mencapai pelabuhan dengan selamat sentosa. Berada dalam satu kapal dengan orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang lama membuat kita semua saling mengenal satu sama lain. Oh, si A ternyata orangnya baperan. Si B ternyata jago main gitar. Si C ternyata jago masak masakan Itali. Darimana kita semua punya kemampuan untuk mengenal ciptaan Tuhan yang lain? Dari mulut yang bersedia untuk bertanya dan berdiskusi. Dari otak yang memberikan perintah untuk membuka percakapan. Dari takdir manusia sebagai mahkhluk sosial.
Seiring waktu berjalan, saya yang tadinya ga peduli kamumaungapainajaterserahdeh, menjadi lebih peka satu sama lain. Kenapa? Karena saya merasa bahwa kamu adalah keluarga saya. Kita adalah anggota tubuh dalam badan yang sama. Kalau kamu terluka, sekecil apapun, saya juga merasakan sakit yang sama. Semuanya juga begitu. Semuanya akan merasa tidak nyaman karena sebuah luka kecil, bahkan di anggota tubuh terkecil sekalipun. Kenapa begitu? Karena kita semua menjadi keluarga utuh. Kalau luka kecil saja membuat tidak nyaman, apalagi sebuah kehilangan besar yang membuat anggota tubuhmu menghilang? Betapa perih dan betap kita pincang tanpa kamu bersama dengan kita.
Rasa memiliki yang tadinya nol besar sekarang jadi sangat besar. Bahwa kita adalah satu tubuh. Satu tujuan mencapai tujuan suatu organisasi atau kepengurusan. Bahwa sekedar makan bersama, chatting setiap malam, perang sticker, jalan bareng, cari dana, ngatain orang lain, ngobrol bisik-bisik setiap rapat adalah suatu perekat yang membuat kita ga bisa terpisah. Bahwa kebodohan-kebodohan yang kita jalani bersama adalah sebuah pupuk alami yang menumbuhkan akar kekeluargaan yang begitu kokoh dan kuat. Bahwa setiap hari yang serasa sia-sia dilewatkan karena hanya membahas satu masalah yang itu-itu aja ternyata menjadi cincin pengikat kita semua.
Saya ga pernah sekalipun membayangkan suatu organisasi yang di dalamnya hanya menjadi tempat orang-orang mencari sesuatu. lalu, karena tidak mendapatkan sesuatu itu, maka dia akan pergi diam-diam atau terang-terangan malah. Berapa lama organisasi itu akan bertahan? Sebuah organisasi yang katanya keluarga, tapi ga mempedulikan bahwa si tangan sedang sakit atau si perut sedang kelaparan. Berapa lama tubuh itu akan segera mati?
Ps: obrolan malam ini, membuat saya bersyukuuuuuurr sekali dulu punya pengurus super baik hati dan kaya malaikat (walaupun ujung2nya banyak yang nusuk dari belakang sih). Padahal milih mereka juga capcipcup doang. what a lucky girl :p Terima kasih ya kalian berenam! :*