Kali kedua menjadi asisten dosen di mata kuliah kesayangan,
diawali dengan sejuta harapan yang melambung tinggi...
Yah, namanya harapan mah... siapa juga boleh punya ya...
Pertemuan pertama,
ditakuti dengan jumlah mahasiswa yang hampir dua kali lipat dari jumlah sebelumnya...
Takut? IYA!!!!
Ga kenal dosennya pula...sementara dosen seksi lain malah lebih dulu kenal sama saya.... Saya ga kenal sama sekali sama dosen saya.
Pertemuan kedua, ketiga, keempat, sampai pertemuan siang tadi,
begitu banyak waktu terlewatkan...
Menghabiskan setiap Kamis dengan berjibaku melawan rasa malas dan enggan belajar.
Kalo saya saja malas, apalagi anak-anak? Maka saya rajin mengerjakan printilan dengan niat dan harapan bahwa semua akan membantu anak-anak, jauuuuh jauhhhh hari sebelum Kamis datang lagi.
Deg-degan setiap jam 9 dan anak-anak belum lengkap.
Sebel kalo alat tes berantakan...
Kesel kalo perform ga bagus...tugas ga dikumpul...
Kadang saya bertanya dalam diri, apakah cara saya dan tim salah? Atau materi yang terlalu berat? Atau apa yang sebenarnya menghambat pembelajaran di kelas?
Semua kekesalan itu kadang terhapus oleh tingkah konyol dan bodoh yang masuk akal (bawa ular itu GA MASUK AKAL SIH!) atau dengan pertanyaan-pertanyaan kritis yang..duuhhh...ini loh yang saya mau... kelas yang aktif bertanya, belajar, ingin tahu... :') atau dengan membaiknya performa di minggu depan.
Hal-hal yang mungkin menurut mereka tidak terlalu berarti, tapi sungguh berarti buat saya. Entah menggores sakit hati atau mengukir senyum
Tiga perempat jalan sudah dilewati...
susah, senang, ketawa, sebel, nangis, gondok, ngomel, udah bosen dikeluarin selama hampir satu semester berjalan.
Ga ada maksud membandingkan dengan kelas lalu...
tapi namanya orang punya pengalaman, bawaannya pasti membandingkan... apalagi sama masa lalu...
namanya manusia...kadang susah move on...
Semoga di akhir perjalanan nanti, saya punya kesempatan untuk menulis lebih banyak tentang kelas yang istimewa ini.
Semoga ^^